Mohon tunggu...
Indri lutfiyah
Indri lutfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA/FUF

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Media Sosial sebagai Alat Kampanye Politik Zaman Now

8 Januari 2022   13:24 Diperbarui: 8 Januari 2022   13:38 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kita berbicara tentang dinamika media sosial, alangkah baiknya kita memahami definisi media sosial. Media sosial adalah medium internet yang memungkinkan para penggunanya merenprestasikan dirinya maupun untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pengguna lain dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Dengan teknologi digital, internet membuat proses komunikasi bisa dilakukan secara interaktif. Dua orang bisa bercakap-cakap seakan berhadap-hadapan, padahal berada di dua lokasi yang berbeda. Dari sisi interaktifitas inilah yang membuat internet sesuai dengan demokrasi.

Dalam aspek politik, media sosial memiliki konteks yang lebih spesifik. Oleh publik, media sosial menjadika medium untuk mengekspresikan partisipasi politik. Sedangkan bagi politik media sosial menjadi wadah baru dalam menjalin komunikasi, membangun interaksi dan menyebarkan informasi ke publik. Dalam hal ini, peran media sosial akan semakin penting dalam politik. Seperti sebagai sistem marketing politik di Indonesia, baik pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pilkada dalam mempromosikan calon kandidat.

Menurut analisis saya, media sosial memberikan ruang alternatif bagi publik untuk mengakspresiasikan partisipasi politik. Dinamika kehidupan sosial politik saat ini menghadirkan akses terhadap dunia informasi yang semakin terbuka. Peran media sosial dalam dunia politik ini sebagai media kampanye, dikarenakan keunggulan berkampanye menggunakan media sosial jauh lebih murah. 

Pengunaan media sosial tidak hanya sebagai sarana untuk mempererat silahturahmi, namun juga membahas isu-isu politik, kebijakan pemerintah, dan perilaku para tokoh publik. Media sosial berperan pentinng dalam pengembangan melek politik masyarakat Indonesia, khususnya dikalangan generasi muda. Kita harus melek politik jikalau  ingin membangun kualitas demokrasi. Karena dengan melek politik, maka warga negara akan sadar hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Hal tersebut akan menimbulkan kesadaran dalam partisipasi pembangunan sistem politik dan demokrasi dengan kualitas yang lebih baik.

Media sosial dan media konvensional sangat berbeda jauh, karakteristik media sosial yang dapat disebarkan ke banyak pihak,penerima menentukan sendiri kapan membuka informasi dan berinteraksi menyebabkan media sosial tidak terkontrol. 

Media sosial tidak memiliki pembatasan, tanpa kontrol, bisa lebih cepat, bahkan muda diakses dan berinteraksi langsung dengan khalayak  Berbanding balik dengan media konvensional yang kendatinya memiliki kebebasan pers tapi harus memperhatikan kode etik dan regulasi. Selain itu, media kontrovensional atau elektronik memiliki dua sisi fungsi berbeda, yang pertama berfungsi sebagai saluran dari kelompok yang ada di masyarakat. 

Tetapi, disisi lain pengaruh pemilik modal terhadap eksistensi media juga tidak kecil. Ketika pemilik media konvensional atau elektornik memiliki perhatian untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, tidak masalah. Tetapi ketika pemilik yaitu memiliki kepentingan yang berlawanan dengan nilai demokrasi dan kepentingan publik,  hal itu menjadi ancaman serius bagi demokrasi.

Akibat ketidak terkontrolnya media sosial menyebabkan adanya berita hoax, bahkan salah satu permasalahan yang kerap kali mencuat yaitu kampanye hitam (Black Campaign) atau kampanye negatif yang sering dilakukan kandidat atau tim kandidat lainnya, untuk mengalahkan bahkan menjatuhkan lawan politiknya. maka dari itu perlu adanya pembangunan media sosial seperti regulasi yang cukup kuat agar tidak terjadinya Black Campaign . tentunya, dunia perpolitikan tidak lepas dari kritikan dan saran bagi netizen. 

Kuatnya untuk mendapatkan atensi masyarakat lewat kampanye membantu generasi muda akan sadar politik(Melek Politik) dan tentunya lebih meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Dalam hal ini, tentunya sebagai generasi muda menggunakan media sosial perlulah memilah-milah terlebih dahulu, perlu identifikasi hoax atau tidaknya suatu berita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun