Ilustrasi: www.freepik.com
Pernah atau tidak merasa kalau hidup ini dipenuhi rasa putus asa ? Rasanya hidup sudah tidak lagi bahagia, sampai-sampai kita tidak bisa lagi menikmati aktivitas. Padahal biasanya aktivitas kita menarik banget tapi entah kenapa kok sekarang rasanya biasa aja, tidak lagi membuat kita bahagia, tidak ada yang spesial.
Contohnya dulu kita happy pas nongkrong bareng sama temen-temen, tapi sekarang rasanya tidak ada minat lagi. Males bertemu orang atau mungkin dulu sayang banget sama kakak atau adik kita, tapi sekarang rasanya biasa saja. Rasanya hidup ini flat  dan membosankan. Jika  pernah mungkin sobat sedang mengalami anhedonia.
Anhedonia adalah saat seseorang mengalami kehilangan atau penurunan minat, motivasi dan ketenangan dalam beraktivitas. Kenapa anhedonia bisa muncul ? Karena sebenarnya ini membuat susah hidup kita. Kita jadi mudah bosan, akhirnya males melakukan banyak hal karena merasa semuanya tidak membuat bahagia. Parahnya hal ini ternyata menggejala diseluruh dunia.
Anhedonia adalah efek penerapan sistem Kapitalisme, yaitu sistem yang menganggap fokus utama hidup adalah untuk mencari materi sebanyak-banyaknya. Akhirnya saat beraktivitas yang dicari hanya bagaimana dapat uang banyak, jika tidak demikian adalah bagaimana caranya agar terkenal, agar cantik dan pengakuan-pengakuan yang lain yang bersifat materi.
Inilah yang menjadi standar bahagia masyarakat saat ini. Akhirnya jika tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan, seolah hidupnya paling sengsara, tidak bahagia. Pemikiran ini yang membuat mental ciut tiap ada masalah, akan bersedih tanpa terselesaikan masalah, justru ujungnya sampai stres. Semakin lama masalahnya menumpuk, akhirnya merasa tidak bahagia dengan hidup yang ia jalani. Miris sekali !
Makna bahagia yang semu, ditambah lagi pendidikan sekarang azasnya sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan.Sehingga orang-orang yang lahir dan dididik dengan sistem pendidikan hari ini ia punya ciri-ciri yang mirip, yaitu melakukan aktivitas berbekal suka atau ingin. Tidak lagi melihat apakah aktivitas yang ia jalani itu halal atau haram. Jadi saat menjalani hidup tidak ada esensinya, hidup tanpa arah, pikiran mudah kosong, mudah bosan karena tidak dikaitkan dengan kehidupan akhirat.
Model hidup saat ini menjadikan manusia tidak akan pernah puas, akhirnya lama-lama akan merasa aktivitas yang ia lakukan selama ini tidak ada maknanya, merasa tidak bahagia. Lalu bagaimana jika hidup kita sudah ada ciri-ciri anhedonia atau rasa hidup ini nggak bahagia ? Tips pertama yaitu kembali mengingat Allah subhanahuwata'ala, kita butuh yakin betul bahwa jati diri kita adalah hamba. Hamba itu yang seperti apa ? sikapnya seorang hamba harus kita sadari, yaitu lemah dan rapuh, jadi butuh diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak hanya itu, kita juga harus paham jika dunia hanyalah sementara dan kehidupan akhirat yang kekal. Di dunia ini tempat menanam dan masa panennya baru nanti di akhirat. Oleh karenanya penting untuk mengenal Islam Kaffah supaya iman kita selalu di recharge.
Mengkaji Islam Kaffah tidak bisa otodidak, karena berat jika sendirian. Kita butuh guru yang bisa mengarahkan supaya kita bisa jadi muslim dan muslimah memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Jadi tidak mudah stres saat ada masalah, bahkan kita bisa menjalankan hidup penuh kebahagiaan karena kita ingat betapa besar balasan Allah kepada kita saat kita beramal shalih.
Bahagia yang hakiki adalah saat kita mempersembahkan amal terbaik kita untuk Allah subhana wa taala. Kita bisa menghabiskan harta, waktu dan umur kita untuk taat kepada Allah. Saat kita berlomba-lomba untuk berbuat baik, hidup kita akan fokus untuk mengejar itu dan pahala dari Allah
Kita tidak akan merasa tidak bahagia di dunia karena yang kita kejar itu kebahagiaan akhirat yaitu surga. Sesulit apapun hidup akan kita jalani penuh ketaatan, karena yang kita harapkan surga. Dan luar biasanya, jika yang kita kejar adalah urusan akhirat maka Allah akan mudahkan urusan dunia kita. Maka kita harus banyak-banyak beramal shalih supaya bisa mendapat kebahagiaan yang Hakiki. Jangan sampai kita terjebak oleh makna bahagia yang semu.
Andaikan semua orang bisa memahami konsep kebahagiaan yang hakiki, pasti bisa fokus beramal. Manusia hidup di dunia bukanlah mencari kekayaan atau kesehatan saja, tetapi juga berlomba-lomba untuk beramal sholih.
Memang mustahil makna kebahagiaan hakiki ini bisa dipahami semua orang jika sistem kehidupan yang diterapkan adalah sekulerisme. Sekulerisme fokusnya bukan untuk taqwa, tapi untuk memisahkan agama dari kehidupan.
Jadi memang butuh banget peran negara yang bisa mengedukasi warganya supaya bisa paham makna kebahagiaan hakiki. Memang ini bisa dilakukan hanya oleh negara yang fokusnya adalah untuk taat secara Kaffah.
Supaya kita bisa taat bareng-bareng, kita perlu dakwah pemikiran, kita perlu mencerdaskan masyarakat agar paham pentingnya taat secara Kaffah. Insyaallah dengan mengkaji Islam Kaffah kita akan dibimbing untuk bisa dakwah dengan metode Rasulullah yang akan membangkitkan hidup yang terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H