Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, menawarkan pandangan yang mendalam tentang kompleksitas pikiran manusia. Dalam konteks ini, artikel ini akan menjelajahi kontribusi Freud dalam memahami perilaku kriminal, fokus pada bagaimana teori psikoanalisisnya dapat diterapkan pada analisis kejahatan. Dengan melibatkan teori-teori kunci Freud, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang motif dan dinamika yang mungkin terlibat dalam tindakan kejahatan.
Asal Usul Psikoanalisis Freud
Freud, seorang dokter Austria, mengembangkan psikoanalisis pada awal abad ke-20. Teorinya menyoroti pentingnya lapisan bawah sadar pikiran dan kompleksitas konflik internal manusia.
Structure  Pikiran Menurut Freud: Id, Ego, dan Superego**
Pilar utama psikoanalisis Freud adalah struktur pikiran manusia, terdiri dari id, ego, dan superego. Id mewakili hasrat primitif, ego berurusan dengan realitas, dan superego menangani norma dan moralitas. Dalam konteks kejahatan, konflik antara ketiga aspek ini dapat memberikan gambaran tentang perilaku kriminal.
*Psikoanalisis dan Kriminologi**
Menerapkan teori psikoanalisis Freud pada kriminologi membuka pintu untuk memahami motif yang mendasari tindakan kriminal. Misalnya, id yang didorong oleh hasrat tanpa batas dapat menyebabkan tindakan kriminal impulsif tanpa memperhitungkan konsekuensinya.
#### 4. **Dinamika Kepribadian dan Kejahatan**
Freud percaya kepribadian seseorang berkembang melalui tahapan, dan ketidakseimbangan dalam tahapan ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak sesuai. Bagaimana perkembangan kepribadian berkontribusi pada penegakan hukum dan pengembangan kejahatan patut dipertimbangkan.
**Konsep Kepuasan Instan dan Kejahatan**
Teori Freud tentang insting dan kepuasan dapat diaplikasikan pada analisis kejahatan, terutama ketika individu terlibat dalam tindakan korupsi atau penyelewengan keuangan demi memenuhi keinginan instan.