Mohon tunggu...
Indriati Alia Permadani
Indriati Alia Permadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

PGMI D'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Sejarah dan Keindahan Masjid Bungkuk, Masjid Tertua di Malang

25 September 2023   10:42 Diperbarui: 25 September 2023   11:07 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (Bedug Masjid At-Thohiriyah)

Masjid At-Thohiriyah atau yang leih dikenal dengan Masjid Bungkuk terletak di area Pondok Pesantren Miftahul Falah, Jalan Bungkuk, RT 04 RW 04 Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Masjid berdominan warna krem ini dibangun sejak abad ke-18, maka dari itu masjid At-Thohiriyah (Bungkuk) ini menjadi masjid tertua di Malang.

Dalam sejarahnya kata "Bungkuk" mempunyai makna yang sangat mendalam. Berawal dari Kiai Hamimuddin seorang laskar atau prajurit Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang singgah di wilayah Singosari, yang kala itu masih hutan belantara. Saat itu, Pangeran Diponegoro berpesan agar menyebarkan agama islam dimanapun berada. Pesan itu kemudian dilaksanakan oleh Kiai Hamimuddin. 

Dokumen Pribadi (Bedug Masjid At-Thohiriyah)
Dokumen Pribadi (Bedug Masjid At-Thohiriyah)
Pertama Kiai Hamimuddin membangun langar (mushola) berupa gubuk di Tengah hutan belantara. Langgar tersebut kini berubah menjadi masjid yang beberapa kali mengalami renovasi. Selama mendakwakan agama islam, Kiai Hamimuddin mengajarkan cara shalat, mengaji dan bersujud. Dari cara ibadah saat rukuk dan sujud inilah muncul kata "Bungkuk" yang berasal dari kata serapan Bahasa Jawa yang berarti posisi tubuh agak ditekukkan ke depan. Maka ketika orang-orang masih beragama Hindu melihat cara peribadatan islam yang masih mudah dan tidak membeda-bedakan kasta menjadikan ketertarikan. 
Dokumen Pribadi (Empat Pilar masjid At- Thohiriyah)
Dokumen Pribadi (Empat Pilar masjid At- Thohiriyah)
Seiring dengan berkembangnya waktu dan santri, gubuk tersebut dibuat menjadi bangunan semi permanen. Beberapa renovasi dilakukan seiring usia masjid yang sudah 172 tahun. Tetapi bangunan aslinya berupa empat pilar utama dengan ukiran ayat kursi masih terjaga hingga sekarang. Para pendiri Pesantren Bungkuk atau Miftahul Falah secara turun menurun dimakamkan di belakang kompleks masjid. Pusara-pusara itu menjadi saksi sejarah perjuangan perjalanan peradaban islam di Malang. Sekarang ini, kawasan ini sudah menjadi wisata religi, banyak Masyarakat yang datang untuk ziarah ke makam Kiai Hamiuddin, Kiai Thohir dan beberapa tokoh lainnya.

Dokumen Pribadi (Tempat Ziarah)
Dokumen Pribadi (Tempat Ziarah)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun