Mohon tunggu...
Indriati Husain
Indriati Husain Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Gorontalo

Dr. Indriati Husain, SP MSi dilahirkan di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada 6 Oktober 1973. Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Unversitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Pendidikan S-2 Program Studi Bioteknologi (BTK) Institut Pertanian Bogor (IPB), dan S-3 Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman (PBT) Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Saat ini, penulis sebagai dosen di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan jabatan fungsional Lektor Kepala. Pernah menjabat sebagai kepala laboratorium Jurusan D3 Teknologi Pertanian tahun 2006-2008, sebagai kepala laboratorium Kultur Jaringan Tanaman periode 2008-2012, sebagai Ketua Jurusan S-1 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNG Periode 2019-2023. Sekarang menjabat sebagai kepala laboratorium Kultur Jaringan Tanaman periode 2023-2027.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perbanyakan Tanaman dengan Teknik Kultur in Vitro Tanaman

25 Januari 2024   00:42 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kultur in vitro tanaman merupakan teknik perbanyakan atau budidaya (kultur) tanaman yang dilakukan dalam skala laboratorium dalam kondisi aseptik atau steril, bebas dari kontaminasi mikroba jamur dan bakteri. 

Oleh karena budidaya tanaman tersebut dalam skala laboratorium, maka hanya diperlukan bagian kecil atau bagian tertentu dari suatu jenis tanaman yang akan dikulturkan (dibudidayakan). 

Bagian tanaman yang digunakan berupa jaringan dan atau sel tanaman. Bagian tanaman tersebut (disebut eksplan) (Gambar 1) ditanam secara aseptik dalam wadah yang terbuat dari bahan kaca tahan panas, bening transparan, yang berisi media tanam khusus yang disebut media in vitro dan ditempatkan di suatu ruangan yang disebut dengan ruang inkubasi dengan suhu rendah dan menggunakan lampu TL sebagai pengganti sinar matahari. Eksplan pada akhirnya membentuk satu tanaman utuh lengkap (planlet) (Gambar 2).

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Proses kultur in vitro tanaman ini, walaupun dapat dilakukan oleh semua orang, namun dibutuhkan keterampilan, keahlian dan pengetahuan khusus untuk mengerjakannya. 

Keterampilan dan keahlian itu mencakup kecakapan penggunaan peralatan, pembuatan media tanam in vitro dan teknik penanaman eksplan atau inokulan, dan semua itu dilakukan secara aseptik atau steril, bebas dari mikroba jamur dan bakteri. Pengetahuan dibutuhkan mengenai jenis-jenis media in vitro tanaman beserta komponen-komponen penyusun media dan teknik yang berhubungan dengan pembuatan media tanam tersebut.

Komponen-komponen penyusun media in vitro berupa mineral-mineral atau hara makro dan mikro yang telah dilarutkan dengan air (aquades), sumber energi berupa sukrosa, beberapa jenis vitamin, bahan pemadat untuk media in vitro padat, zat pengatur tumbuh (ZPT), penambahan bahan organik, penambahan arang aktif bila diperlukan, penambahan asam atau basa untuk menyeimbangkan pH media. Dalam suatu jenis media, dapat ditambahkan bahan organik seperti air kelapa, ekstrak wortel atau ekstrak buah pisang, dan lain-lain.

Apakah semua jenis tanaman dapat dikulturkan secara in vitro? Jawabannya bisa. Semua jenis tanaman dapat dikulturkan secara in vitro. Namun, bila kita ingin membudidayakan tanaman dengan teknik ini, sebaiknya harus diketahui dulu apa maksud dan tujuan kita membudidayakan satu atau beberapa jenis tanaman dengan teknik tersebut, agar fokus pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif. Teknik kultur in vitro tanaman ini bertujuan untuk perbanyakan tanaman secara cepat dan dalam jumlah yang banyak.  

Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Sehingga bila kita mengkulturkan tanaman mangga yang rasa buahnya manis, maka akan dihasilkan turunan tanaman mangga yang manis pula. 

Selain itu, dapat pula digunakan untuk menghasilkan tanaman dengan tujuan-tujuan atau sifat-sifat tertentu, misalnya ingin mendapatkan tanaman yang tahan terhadap hama/penyakit, tahan terhadap tanah salin (kadar garam tinggi), kekeringan atau genangan dan sebagainya. Beberapa tanaman, bijinya sulit untuk dikecambahkan, maka dalam teknik ini ada yang disebut dengan embryo rescue atau penyelamatan embrio.

 Pengujian cepat in vitro terhadap penyakit tanaman, atau untuk seleksi sifat/karakter tanaman; dan masih banyak lagi tujuan yang dapat dicapai dengan teknik ini. Oleh karena itu, diharapkan banyak diperoleh keuntungan dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan dari teknik kultur in vitro tanaman ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun