[caption id="" align="aligncenter" width="327" caption="Gereja St. Michael"][/caption]
Kesibukan komersial masyarakat Jerman di lingkungan kami dalam menyambut Hari Natal, masih terlihat sampai tanggal 24 Desember jam 14:00 karena pada jam tersebut, semua toko tutup dan para pegawai mempersiapkan diri untuk menyambut Malam Natal bersama keluarga masing-masing.
Pada malam Natal, setelah menghadiri Misa di Gereja biasanya masing-masing keluarga saling bertukar kado sebelum atau sesudah makan malam. Begitu juga dengan keluarga kami, tanggal 24 Desember pagi, anak-anak membersihkan rumah, memasukan Pohon Natal seperti yang saya ceritakan disini dan menghiasinya. Dan saya sendiri, mulai jam 12:00 siang, menyiapkan santapan malam yang berupa menu khas Natal seperti angsa/bebek pangang dengan saus maron, kol merah, klößen (bola kentang atau tepung roti) dan salat. Menu yang dibuat sesederhana mungkin, maksud saya kalau beli angsa segar harganya jauh lebih mahal daripada angsa yang sudah dibekukan. Belanja daging angsa saya lakukan pada tanggal 23, dibiarkan 24 jam lamanya sampai dagingnya bisa diolah. Untuk hadiah Natal, berhubung putra-putri kami sudah remaja, hadiah sederhana yang kami siapkan hanya simbolik saja. Anak-anak sudah diajarkan sejak kecil bahwa Yesus Kristus dilahirkan dalam keadaan yang sangat sederhana. Mewujudkan cinta kasih terhadap sesama melalui Aksi Sosial Natal lebih penting daripada merayakan Natal dengan penuh kemewahan.
[caption id="attachment_151827" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi"][/caption]
Berhubung suami, putri kedua dan saya anggota Paduan Suara Gereja dan pada malam Natal tersebut kami harus menyanyi, maka 30 menit sebelum misa dimulai, kami semua berlatih sebentar di aula Gereja.
Jam 17:00 misapun dimulai dengan 2 (dua) lagu Natal sebagai pembukaan dari group musik tiup Gereja Protestan, mereka bermain di halaman Gereja. Di desa kami, kegiatan musik dan paduan suara antara Gereja Protestan dan Katholik anggotanya sama dan selalu saling mengisi jika ada acara istimewa dari masing-masing gereja.
[caption id="attachment_151830" align="aligncenter" width="451" caption="Misa Natal 25.12.11 - putri bungsu terlihat sebelah kanan (putri Altar)"][/caption]
[caption id="attachment_151831" align="aligncenter" width="451" caption="Suasana di Empore - Putri kedua (no.2 dari kiri)"][/caption]
Selama misa berlangsung, pembacaan kisah kelahiran Yesus Kristus disenandungkan oleh Penyanyi Tenor dari Paduan Suara dan diselingi oleh lagu-lagu rohani yang dibawakan oleh kami (Paduan Suara) dalam bahasa Jerman.
Seperti suasana gereja di Tanah Air, di gereja kami juga sangat padat oleh jema’at. Misa berlangsung sangat khidmat dan khusuk. Dalam misa tersebut, Paduan Suara kami diiring oleh dua orang pria yang memainkan Klarinette dan seorang pianist yang memainkan Orgel.
Misa malam Natal tersebut berlangsung selama satu setengah jam.
Pada tanggal 25 Desember pagi, kami ke gereja lagi, untuk misa Minggu Natal tersebut, Paduan suara kami diiringi oleh Orkestra Kamar dan lagu-lagu yang dinyanyikan semuanya dalam bahasa Latin yang diambil dari Messe Breve 7 - Charles Gounod (Komponist Perancis yang hidup dari tahun 1818 – 1893). Misa pada Minggu Natal jauh lebih meriah daripada malam sebelumnya. Setelah misa selesai, semua anggota Paduan suara dan Pemusik berkumpul di Aula Gereja untuk ramah tamah sebentar sebelum pulang kerumah masing-masing.
Kedua misa Natal diatas, diadakan di Gereja Saint Michael yang terletak di desa Hofheim im Ried dan masuk dalam wilayah Bundesland Hessen. Gereja tersebut didirikan antara tahun 1747 – 1754 oleh Perancang Barock terkenal bernama Balthasar Neumann. Oleh karena itu sering juga disebut Gereja Balthasar Neumann.
Gereja St. Michael adalah gereja desa (Dorfkirche) yang tercantik se Hessen. Design interior dari gereja tersebut mengambil stil Rokoko.
Sepanjang sejarah gereja, gereja St. Michael sangat membantu masyarakat ketika terjadi banjir besar yang berasal dari S.Rhein di tahun 1882/1883. para penduduk dan binatang piaraan menyelamatkan diri sampai ke loteng gereja, anak-anak dan saya sempat naik keatas loteng dan ternyata sangat luas, bisa menampung lebih kurang 300 orang.
Dalam postingan ini, saya lampirkan beberapa foto yang saya ambil dari Empore (tempat kami menyanyi).
Juga tak lupa saya ucapkan "Selamat Hari Natal, semoga damaiNya selalu beserta kita"
Image: 1,2,3,4 + dokument pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H