Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ini ASI-ku, Mana ASI-mu ?

2 Desember 2010   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 2210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku harus menyusuimu, anakku,

melengkapi tugasku jadi ibumu.

reguk jangan ragu, air susu ini

menyatu dalam darahku-darahmu

kutukan itu cuma dongeng,

cuma dongengan yang lucu

: engkau

tak akan pernah

jadi batu.- Mar 2004

Untuk saya, setiap kata-kata dari puisi Hasan Aspahani diatas,  sangat menyentuh kalbu. Ah ... masa menyusui telah lewat, dan tak akan terulang lagi. Jauh di lubuk hati, apabila saya melihat seorang ibu yang sedang menyusui anaknya, jantung ini berdetak keras, rasa rindu teramat sangat menyerang lagi, mengingatkan kembali akan saat-saat yang indah dimana saya baik melalui kata-kata, pikiran dan perasaan berkomunikasi dengan anak-anak pada saat saya menyusui mereka … ah …lagi-lagi saya berterima kasih kepada Allah Sang Maha Pencipta karena Engkau telah mempercayakan saya sebagai ibu bagi anak-anak titipanNya.

Maksud dari tulisan ini adalah hanya sekedar ingin membagi pengalaman saya dalam hal memberikan ASI kepada anak-anak maks. selama 3 tahun …he..he .. jangan heran ya …ceritanya kemudian, pertama-pertama kita simak saja dulu „Apa dan Kegunaan ASI itu bagi sang bayi" yang informasinya saya ambil dari beberapa sumber dibawah ini:

ASI atau „Air Ajaib“ adalah bekal alami dari Sang Maha Pencipta untuk mahluk kecil ciptaanNya agar bisa berkelangsungan hidup melawan segala penyakit dan bahaya lainnya yang bisa mengancam kehidupan si Kecil pada usia 6 bulan pertama dimana si mahluk kecil yang kita sebut „bayi“ itu belum bisa mengkonsumsi makanan padat.

Sering kita sebagai ibu lupa bahwa ASI mempunyai mukjizat luar biasa bagi bayi kita.

Keunggulan ASI dibandingkan dengan susu Formula adalah:

1. Kadar ASI bisa berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi.

2. Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.

Hal ini sangat tidak bisa di temui pada susu formula.Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, sangat tersedia dalam ASI. Ibaratnya mereka sebagai Paspampres, mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh. Selain itu, ASI merupakan antibakteri.

Perbedaanya dengan bakteri pada susu formula, bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.

Di dalam ASI, terdapat tiga unsur protein yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ASPI (Air Susu Sapi). ASI yang pertama kali keluar atau colustrum dapat meningkatkan produksi antibodi, menjadi anti-oksidan dan anti radikal bebas (free radicals) yg akan menghancurkan plasma sel.

Selain itu, kadar 3,5-4,5% lemak menjadi sumber utama ASI dalam kandungan nutrien. Kemudian karbohidrat, yang kandungan utamanya adalah laktose, kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Protein, dengan kadar 0,9 persen. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. ASI cukup banyak mengandung vitamin yang diperlukan bayi antara lain: vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah, dengan jumlah yang cukup, dan mudah diserap, juga mengandung vitamin E dan D.

Selanjutnya, ASI juga mengandung zat protektif yaitu flora normal akibat bakteri Laktobacilus sp. yang berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan asam asetat. Keduanya bersifat asam dalam pencernaan, yang mampu menghambat pertumbuhan mikro organisme, seperti bakteri E.Coli. juga laktoferin, yaitu protein yang berkaitan dengan zat besi.

Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, seperti Stafilokokus dan Escericia sp. Kemudian mengandung enzim yang dapat memecah dinding bakteri (Lizozim). Antistreptokokus, yang melindungi bayi dari infeksi kuman tertentu. Antibodi yang dapat mencegah bakteri patogen dan enterovirus masuk kedalam usus.

10 Manfaat ASI bagi Bayi

1.Pemberian ASI pada bayi akan meningkatkan perlindungan terhadap banyak penyakit seperti radang otak dan diabetes.

2.ASI juga membantu melindungi dari penyakit-penyakit biasa seperti infeksi telinga, diare demam dan melindungi dari Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi.

3.Ketika bayi yang sedang menyusui sakit, mereka perlu perawatan rumah sakit jauh lebih kecil dibanding bayi yang minum susu botol.

4.Air susu ibu memberikan zat nutrisi yang paling baik dan paling lengkap bagi pertumbuhan bayi.

5.Komponen air susu ibu akan berubah sesuai perubahan nutrisi yang diperlukan bayi ketika ia tumbuh.

6.Air susu ibu akan melindungi bayi terhadap alergi makanan, jika makanan yang dikonsumsi sang ibu hanya mengandung sedikit makanan yang menyebabkan alergi.

7.Pemberian ASI akan menghemat pengeluaran keluarga yang digunakan untuk membeli susu formula dan segala perlengkapannya.

8.Air susu ibu sangat cocok dan mudah, tidak memerlukan botol untuk mensterilisasi, dan tidak perlu campuran formula.

9.Menyusui merupakan kegiatan eksklusif bagi ibu dan bayi. Kegiatan ini akan meningkatkan kedekatan antara anak dan ibu.

10.Resiko terjadinya kanker ovarium dan payudara pada wanita yang memberikan ASI bagi bayinya lebih kecil dari pada wanita yang tidak menyusui, begitulah ulasan dari Penulis Farid Ma’ruf di dalam tulisannya di baitijannati.wordpress.com

Perbandingan kandungan ASI dengan ASPI, Domba, Kambing dan Kuda

Kandungan

Manusia

Sapi

Domba

Kambing

Kuda

Air

87,2 %

87,5 %

82,7 %

86,6 %

90,1 %

Karbohidrat

7,0 %

4,8 %

6,3 %

3,9 %

5,9 %

Lemak

4,0 %

3,5 - 4,0 %

5,3 %

3,7 %

1,5 %

Protein

1,5 %

3,5 %

4,6 %

4,2 %

2,1 %

Mikroelemen

0,3 %

0,7 %

0,9 %

0,8 %

0,4 %

kcal/100ml

70

64 - 68

86

65

43

kJ/100ml

294

268 - 285

361

273

180

Keuntungan untuk ibu dengan memberi ASI, menurut pendapat Dr. Suririnah dari InfoIbu.com :

Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan. • Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil. • Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat. • Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah. Karena begitu besar manfaat dari ASI maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan. Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik untuk ibu maupun bayi. Berikanlah ASI kepada bayi anda sebagai hadiah terindah dalam menyambut kelahirannya.

Pengalaman Pribadi : Memberi ASI Selama 3 Tahun

[caption id="attachment_123305" align="aligncenter" width="300" caption="Ketiga buah hati titipanNya"][/caption]

Saya pribadi menyusui anak-anak saya maksimum selama 3 tahun tanpa tambahan Susu Formula.

Putra pertama, saya susui selama satu tahun sampai pada suatu pagi dia menolak ketika saya mau memberi ASI, reaksi saya sangat terkejut saat itu. Hm ... lalu saya ceritakan kepada suami, jawabnya: ”Jangan-jangan kamu hamil !” ... eh benar juga ! setelah saya pergi ke Gynekolog, si Dokter langsung kasih selamat sambil berkata: ”Tidak heran kalau putra anda tidak mau menyusu lagi, usia kandungan anda sudah tiga bulan !” ... alangkah bahagianya saya saat itu; pertama, karena anak saya tidak mau minum ASI atas kemauan sendiri dan yang kedua, sudah pasti karena saya hamil lagi.

Putri Kedua, saya susui selama 22 bulan, terhenti memberikan ASI karena saya jatuh sakit yang mengharuskan saya minum obat antibiotika 1000mg. Saya sedih sekali saat itu, merasa kehilangan, bersalah ... entahlah ... semua perasaan campur aduk. Teman saya (warga Jerman) yang juga menyusui anaknya cukup lama menasehati; bahwa si bayi hanya memerlukan waktu 3 malam untuk bisa menerima keadaan ini.

Kenyataannya memang benar, setiap mau tidur putri saya menangis minta ASI lalu saya gendong pakai kain dan saya dekap erat-erat sambil berusaha memberikan botol susu, dia menolak sambil menarik-narik baju saya, saya nyanyikan, bisikan ditelinganya kalau saya sedang sakit sampai putri saya benar-benar tertidur. Setelah tiga malam berlalu, putri saya akhirnya bisa minum dari botol tetapi sampai sekarang saya masih punya perasaan bersalah terhadap putri saya yang kedua ini ... ah pokoknya sulit diungkapkan dengan kata-kata deh ...

Putri Ketiga, saya susui selama tiga tahun ... he..he... balas dendam nih !. Wah ... benar-benar saya nikmati kebersamaan dengan si bungsu saat itu.

Dua minggu sebelum masuk TK, saya bilang ke si bungsu: ”Nak dua minggu lagi (14 kali tidur..he..he..cara putri saya menghitung hari) kamu masuk sekolah, dan semua anak yang boleh belajar di sekolah, tidak ada yang ”mimik mama” lagi (istilah anak-anak saya untuk minum ASI), nah ... mulai besok kamu minum susu dari botol ya !”

Anak saya kelihatannya bingung ... aduh kasihan ... jawabannya kelihatan ragu-ragu, kalau jawab ”tidak” mungkin takut dibilang ”belum besar”, biasanya anak-anak senang kalau di bilang ”sudah besar” ya ...terus kalau dijawab ”ya” kelihatan dia masih membutuhkan saya untuk tidur ... saya mengerti bagi anak saya berat untuk menerima keadaan ini.

Malam pertama tanpa ASI, saya menemani si bungsu tidur dengan memberikan susu botol kepadanya sambil membacakan cerita sampai dia tertidur ... he..he... berhasil ! begitu juga dengan malam-malam seterusnya.

Sampai sekarang kalau si bungsu lihat maming saya (uups...maaf) dia bilang: ”Ah...mama Hanne masih ingat sewaktu masih mimik mama”, ” ”Boleh Hanne sentuh mimi mama ?”. Oh ya sekarang si bungsu sudah berusia 12 tahun. Sering dengan bangganya si bungsu cerita ke teman-tamannya tanpa malu-malu bahwa dia minum ASI selama 3 tahun. ”Hah..sebegitu lamanya !” jawab mereka.

Pro dan Kontra

Menyusui anak lebih dari satu tahun tidak lumrah di negara yang modern seperti Jerman ini, walaupun masih ada juga wanita Jerman yang menyusui anaknya sampai 3 tahun seperti salah satu dari teman saya.

Dari pengamatan saya, ada empat alasan untuk tidak memberi ASI kepada si bayi:

1 Keadaan physik Ibu

2 Ibu harus bekerja

3 Ibu memang tidak mau memberi ASI karena akan merusak keindahan payudaranya

4 Dukungan dari Ayah/Suami tidak ada

Pengalaman saya menyusui anak di tempat publik, seperti di kendaraan umum atau tempat-tempat  lainnya ... yah ... begitulah ... ada pandangan sinis terutama dari wanita yang seumur dengan saya, pandangan kagum dari para wanita berusia lebih dari saya, dan juga dari para pria ... he..he... padahal waktu menyusui anak, tidak sambil buka-bukaan ...ha..ha...ha.

Suami saya selalu bilang: ”Pandangan sinis dari wanita lain tidak usahlah digubris, mungkin saja mereka iri karena mereka tidak bisa menyusui anak seperti kamu !”.

Kalau orang betawi bilang: ”Susu, susu gue – Anak, anak gue ... eh ... emangnye loe mau ape ? ha ... ha... ha.

Hasil dari memberi ASI yang cukup lama bahkan kelamaan bagi anak-anak saya yaitu:

Pertama, anak-anak diberi kekebalan tubuh yang luar biasa, mereka jarang sakit, tidak punya penyakit alergi padahal dari suami saya ada penyakit turunan seperti Asthma, Neurodermitis dan alergi karena serbuk bunga. Kedua, tingkat kepintaran mereka diatas rata-rata. Ketiga, hubungan bathin dan kasih diatara kami (anak-anak dan saya) sangat erat, respek terhadap orang tua.

Nah ... untuk para calon ibu, dari keterangan diatas ditambah dengan pengalaman saya, tidak ada alasan lagilah untuk tidak memberi ASI kepada sang buah hati ... setuju ?

Salam Kompasiana dan Selamat Menyusui ...

”Hak anak untuk menerima ASI, dan kewajiban Ibu untuk memberi ASI”

Sumber : stiilclub.org,wiki.de, infoibu.com, sejuta-puisi.blogspot, asi,baitijannati.wordpress.com,welt.de

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun