Aku protes, "Mana gizinya makan telur super garing begitu?"
Jawabnya, "Selera nggak usah diperdebatkan, hehe."
By the way busway, menu urap atau gudangan yang sedap menurutku rahasianya ada tiga -- nasinya pulen (nggak pera), rebusan atau kukusan sayur-mayurnya segar, matang tapi renyah, dan bumbu urapnya dari kelapa muda.
Telur ceplok terkadang atau sering, dianggap makanan atau lauk yang membosankan saking seringnya menjadi hidangan sehari-hari. Telur ceplok menjadi sarapan mewah, begitu disajikan di atas meja coffee shop hotel, disiapkan khusus oleh chef bertopi menjulang lengkap dengan celemeknya.
"Yang setengah matang, ya?" pesan seorang tamu kepada Sang Chef.
"Saya minta tiga perempat matang, tapi putihnya matang penuh dan nggak kering," kata tamu lainnya.
"One sunny side-up egg, please. Thank you," kata seorang tamu bule.
Begitu pesanan disajikan, telur ceplok dimakan tanpa nasi. Cukup dibubuhi dengan lada hitam bubuk, dan mungkin dicocol dengan saus sambal Del Monte yang tidak pedas. Telur ceplok, kelezatan dan kemewahannya menjadi subyektif dan relatif!
Begitu lho, My Diary.
Indria Salim - 22 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H