*Sebuah Monolog*
Bumi hijau, laut biru, dan nyanyian cinta burung camar
Bila terselip keraguanmu, angin serta merta mengusir itu .
Bukan bumi namanya bila tiada kecewa
Tanpanya utopia semata
Berada di antara pergumulan dan laga
Pemenuhan diri ataukah pembuktian persepsi belantara ego
Antara ada dan tiada
Pun begitu, yang fana tetaplah memesona
Pujangga kehabisan kata
Nyala api tetap menerangi sajak-sajak bisu
Bumi menyimpan keindahan tersirat rumit lapisan kecewa
Menjadi akar jiwa terluka
Bahagia bumi terukir dari guratan luka jiwa nan teguh
Siapa mengelak perkara ini
Berat di pundak masih berat kaki meninggalkan kefanaan ini
Sudahlah, nikmati saja
Yang bisa kau lakukan di sini adalah pilihan, walau semu
Tinggalkan, atau merengkuhnya
tanpa pernah kembali, ke kedalaman.
Tak perlu mengasihani diri
Kemuliaan hanya milik-Nya.
::: Indria Salim :::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H