Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjemput Kesempatan di Balik Pandemi, Narativ Ada Buat Kita

31 Juli 2020   17:30 Diperbarui: 9 Desember 2020   13:08 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narativ, Program Content Marketing untuk Kompasianer! (ilustrasi: Kompasiana.com)

Saat ini pegiat medsos dengan jumlah follower/ subscriber tertentu dikategorikan sebagai macro, ataupun micro influencer.
Influencer pada umumnya memiliki akun Instagram, Facebook, Twitter, dan belakangan ini Youtube yang cukup aktif dan konsisten terkinikan kontennya.

Dalam hal ini, saya rasa ungkapan "Semua serba tidak permanen atau pasti. Yang pasti adalah perubahan itu sendiri". Maka  siapapun perlu memiliki daya adaptasi, di samping juga kemauan beradaptasi, juga mau mengubah paradigma., misalnya -- bahwa kita perlu punya prinsip "stay hungry, stay foolish" seperti saran Steve Jobs. 

Selalu antusias belajar, tidak lekas berpuas atau berbangga diri pada pencapaian tertentu. Kebetulan dari kurun waktu masa kerja formal saya, terasa bahwa saya seperti dikutuk untuk belajar hal baru. 

Perlu ada tahapan persiapan dan langkah tepat untuk itu, perlu ada visi yang jauh, perlu
keberanian dalam mengambil keputusan, tanpa mengabaikan berbagai pertimbangan penting.

Saya teringat buku "Change" yang terbit lebih dari satu dekade lalu. Pengarangnya
adalah pakar ekonomi nasional, Rhenald Kasali. Dalam buku itu,  dia jauh hari mengingatkan para pelaku usaha untuk melakukan evaluasi dan segera melakukan semacam langkah putar balik.

Sebelum pandemi Covid-19, masyarakat dunia dan para ahli sedang membicarakan
perubahan era 4.0 yang di negara maju bahkan sudah bergerak ke arah fase 5.0.
Artinya apa? Kemungkinan besarnya yaitu akan muncul banyak banyak tanda tanya besar keniscayaan perubahan yang dihadapi pengusaha. Ini terkait tantangan, tuntutan, sekaligus kesempatan yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi digital dengan cepat terserap oleh generasi milenial dan generasi Z plus sebagian generasi X. 

Pusing membayangkanya? Ini belum termasuk tantangan yang timbul akibat masa pandemi yang bahkan belum usai sejak merebaknya di bulan Februari tahun ini.

Kalau ada yang pusing, itu saya. Mikirnya yang di depan mata dulu, ah. Kompasiana dan Narativ, seperti apakah itu?

By the way, brand dan korporat di lingkup global saat ini trend-nya fokus pada konten yang berkualitas. Walau butuh banyak viewer, brand internasional mulai lebih mewaspadai (baca: menghindari) konten negatif, nggak jelas, juga click bite.


"Nah, di tahun 2020 ini kita rilis sebuah fitur yang membuka peluang siapapun Kompasianernya untuk bisa bekerjasama,  pakai (jalan) tol." (Kompasiana)

Narativ Menawarkan Prospek Cerah Bagi Penulis Content Marketing, Content Creator, maupun Copy Writing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun