Seorang wartawan Kompas bertemu dengan Kecik, perempuan hamil yang membanting tulang demi kelangsungan hidup keluarganya.
Kecik hamil 8 bulan, dan kedua anaknya yang masih kecil menjadi tanggungannya, sementara suaminya ditahan karena dituduh maling oleh Pak Kades.
Sagiman, suami Kecik bekerja menarik becak. Pak Kades menuduh tukang becak itu akan membunuhnya dengan senjata kelewang.
Sagiman memang ke rumah Pak Kades, namun bukan untuk membunuh. Sagiman ingin menjelaskan bahwa dirinya bukan maling, seperti yang dituduhkan Pak Kades. Apa lacur, Sagiman kena fitnah dan malah dipenjara.
Sang wartawan menemani Kecik mengunjungi Sagiman di penjara. Begitu tahu yang menemani isterinya itu adalah seorang wartawan, Sagiman membeberkan nasib yang menimpanya.
Singkat cerita, Sagiman dibebaskan karena terbukti tidak bersalah. Itu setelah kisah Sagiman ditulis dan dimuat di koran.
Sang wartawan mendapatkan hikmah dari pengalaman bertemu dengan Kecik dan keluarganya yang miskin namun kemudian mendapatkan bantuan berupa becak dari donatur atau dermawan.
Manusia miskin harta seperti keluarga Kecik itu hidupnya lebih mengandalkan pada pertolongan Tuhan, dan itu membuat mereka jauh dari kesombongan diri maupun rohani.
Sebaliknya, orang berpunya (harta, kemashuran, atau juga kekuasaan) cenderung merasa dirinya hebat, hidupnya berkubang dalam kenikmatan yang memabukkan sehingga melupakan keMaha-Kuasaan Tuhan.
Video Bagian Pertama
Video Pembacaan "Kecik" oleh Kompasiana