Meski lemah tenagaku, keroncongan perutku, aku tetap bernyanyi
Suara sumbangku, membuat telingamu pekak, kau usir aku dengan sengak, aku tetap bernyanyi dalam gumam
Menangis anakku di rumah, aku tetap bernyanyi di sini, di sana, dan di mana-mana
Menangis istriku, menangis hatiku, kupeluk anakku betapa kering tenggorokanku.
Tergolek istriku di antara impian yang mencumbui matanya yang basah.
Kudendangkan belahan jiwaku dengan senandung sunyi, "Istriku, marilah kita tidur ... "
Hari berganti minggu, minggu berbilang bulan, aku sulit membedakan gelapnya nasibku, atau kebuntuan jalanku.
Katakan padaku, Kawan, ada titik terang di luar jangkauan.
Berikan aku, Kawan, sebuah harapan.
Tunjukkan aku, Kawan, sebuah pedoman agar aku tidak salah jalan. Aku rasa kalian orang budiman. Camkan itu, Kawan, aku butuh pertolongan.Â
:: Indria Salim ::