Mie atau Bakmi Jawa, Bakmi Jogya, apa bedanya dengan Mie Tektek, atau Mie Aceh, juga Mie Ayam?Kita simpan dulu jawabannya ya, panjang penjelasannya bila itu ditulis oleh seorang penggemar Mie seperti saya.
Silakan klik video ini (durasi 2'44").
Bila Anda penggemar jajan "makanan malam", Â maka Bakmi Jawa Pak Sastro menjadi salah satu dari opsi berbagai kuliner khas Solo, Jawa Tengah.
Bakmi Jawa Pak Sastra
Kuahnya sedap, acarnya timun dan wortelnya segar nggak ada duanya.
Semua hidangan Bakmi Jawa Pak Sastro dimasak dengan anglo/ tungku berbahan bakar arang kayu. Bakminya adalah mie telur basah, inilah salah satu cirinya. Istimewanya, bahan baku "mie basah" di sini adalah bikinan sendiri. Warna krem bakmi berasal dari paduan tepung terigu dan kuning telur asli. Itu menyumbang citarasa gurih alami.
Belum lagi kalau pesan Bakmi atau Bihun Rebus, kuahnya dari kaldu ayam asli. Untuk kaldunya, satu dandang (panci) kaldu merupakan rebusan dari rata-rata 3 sampai 4 kg ayam.
Ciri khas menu a la Jawa Solo ini, sayurnya kol putih yang muda dan manis. Sebagai hiasan sekaligus pelengkap keharuman hidangan, ada taburan bawang goreng dan rajangan halus daun seledri segar.
Rata-rata menu di Bakmi Jawa Pak Sastro dibandrol pada kisaran Rp 18.000 sampai Rp 20.000, tidak termasuk minuman atau cemilan lain-lain.
Selain Bakmi godhog atau goreng dan nyemeg (kuah sedikit), "warung" itu juga menyediakan keluarga Bakmi, yaitu nasi goreng, Nasi Magelangan, dan bihun goreng atau rebus. Nasi Magelangan itu campuran nasi dengan Bakmi Rebus.
Dilengkapi dengan camilan krupuk kampung, rempeyek kacang, dan lainnya, juga beberapa minuman dingin dan teh panas.
Pak Sastro dan isterinya mengawali usaha kulinernya sekitar 3 tahun lalu. Kini pelanggannya semakin banyak, jadi baru saja Pak Sastro menambah satu tungku dan satu orang asisten masak.Â
Catatan penting, meski agak "out of topic".
Pak dan Bu Sastro ini bagi saya sangat menginspirasi. Mereka bukan kategori generasi milenial, bisa disebut "usia pensiun untuk pekerjaan fisik yang sangat aktif". Baru minggu ini mereka tampak dibantu oleh seorang asisten, pria  seusia anak mereka.
Saat saya agak letih, jajan di warung Pak Sastro memberi inspirasi bahwa usia bukan halangan untuk bergiat aktif, bahkan dengan keterampilan memasak dan dilakukan tanpa keluh, Pak Sastro dan isterinya selalu tersenyum, sikap yang melayani kepada para pelanggan.Â
Kekompakan mereka bekerja bahu-membahu, kadang memecut saya. Di saat lain kelembutan pasangan suami isteri itu menyentuh hati.
Warung Bakmi Pak Sastro ada di Jalan Binong, sebuah jalan penghubung antara tiga titik jalan perumahan Lippo Karawaci dan Binong.
Bakmi Jawa Pak Sastro buka pukul 18.00 hingga dagangannya habis -- sekitar pukul 23.00wib. Dengan lokasi kedai yang cukup strategis, istilah Jawanya "mangku dalan", yang artinya terletak tepat di jalan yang sibuk dan hidup, menghubungkan orang yang dari perumahan Ubud menuju dan balik ke arah jalan raya Binong, Tangerang -- kanan-kiri-depan-belakang ok.
Lokasi: Binong, Tangerang (berdekatan dengan Kampus Universitas Pramita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H