Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Klaim Suara Kebenaran, Penusukan Wiranto Belum Apa-apa!

11 Oktober 2019   20:04 Diperbarui: 11 Oktober 2019   20:38 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin beredar video detik-detik kejadian insiden Pandeglang, penikaman dua orang tak dikenal terhadap Menko Polhukam Wiranto, yang melukai Pak Menteri dan Pak Polsek Pandeglang. Hari ini saya beranikan diri melihat kembali video itu dengan lebih seksama.

Dua hari ini di lini masa maupun cuitan media sosial, tampak lalu lalang ungkapan simpati dan doa yang ditujukan kepada Pak Wiranto.

Di lain pihak, banyak ujaran dengan tingkatan empati kepada korban (Menko Polhukam) dengan skala empati minus sampai sarkasme dan sumpah serapah level maksimal.

Di antara itu ada yang enteng-entengan "menyuarakan kebenaran", klaim diri sebagai pihak netral dan melihatnya dari perspektif rasional dan logika sejarah.

Menurut pembawa suara kebenaran ini, kejadian tanggal 10 Oktober itu belum apa-apa dibandingkan dengan peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan isu TimTim. Dalam hal ini Pak Wiranto dianggap sepantasnya sejak dulu diajukan ke meja hijau untuk diadili.

Ada lagi suara kebenaran lainnya, menimpali, "Itu settingan bermodus playing victim." Suara negatif lainnya mengomentari bahwa itu mirip kisah Malin Kundang, pokoknya macam-macamlah.

Terlepas dari benar tidaknya pandangan itu, apa sih sebenarnya manfaat yang bisa diambil sebagai sikap yang menenteramkan masyarakat yang konon sedang "sakit"?.

Menurut saya, esensi keprihatinan dan hikmah yang bisa diambil buat kita semua bukan itu.

Dalam konteks perkembangan keadaan Indonesia terkini, persoalan bukan semata ikhwal keselamatan Pak Wiranto secara pribadi maupun dalam kapasitasnya sebagai pejabat tinggi negara.

Seminimal pengamatan saya yang awam ini, ada pesan tersembunyi ataupun gamblang yang mengancam keutuhan Indonesia dan tegaknya dasar negara Pancasila. Ini yang sedang dicobai dan  digempur oleh pendukung paham radikalis apapun variasi motif dan agendanya.

Yang menganggap insiden kemarin sebagai bumerang atau buah tindakan Pak Wiranto di masa lalu (terkait isu TimTim dan Kerusuhan Mei 1998), silakan saja, toh Indonesia adalah negara hukum.

Namun ingat, siapa yang bisa menjamin bahwa orang pulang dari ibadah atau belanja di pasar pun tidak berisiko kena serangan seperti yang terjadi pada relawan/ pegiat medsos Ninoy Karundeng, atau insiden penikaman di Pandeglang.

Siapapun yang berpikiran dan beraksi mirip teroris, kemungkinan besar yang ada di kepalanya adalah bagaimana yang bersangkutan berpeluang dan dapat menebarkan rasa takut seviral mungkin. Pantaskah kita sembarangan beropini spekulatif, apalagi bila sampai asal bisa memuaskan emosi, sehingga lupa bahwa bersikap bijaksana itu lebih utama.

Ngomong-ngomong, gara-gara dua orang isteri nyinyir dan berpandangan senada dengan yang saya sesalkan di atas,  maka suami mereka masing-masing seorang Kolonel dan Sersan TNI-AD orang diberhentikan dari jabatannya, dan ditahan pula. Lagian, menghujat di medsos kok bos suaminya sendiri.

Semoga setiap warga masyarakat yang mengaku mencintai negeri ini, dapat bersatu padu membangun rasa saling mendukung dalam melawan paham dan gerakan radikalisme yang destruktif. :: Indria Salim ::

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun