Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebebasan Berekspresi dan Dandhy

27 September 2019   21:34 Diperbarui: 4 Oktober 2019   08:40 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dede Budhyarto di Twitter, "Saya diblock dr 2017 waktu Dokumenter Rayuan Pulau Palsu menghantam Ahok."

Blocking itu lazim, mungkin? |Foto: akun Twitter Coki Tobing
Blocking itu lazim, mungkin? |Foto: akun Twitter Coki Tobing
"Maaf bagi sy dandhy pengecut. Mau kritik tapi kaga mau dikritik KLU DIKRITIK MAIN BLOK aja" (Djunaedi - DjoenDjoenBang di Twitter)

"Sangat sedikit orang yg cerewet di twitter yg berani mempertanggungjawabkannya dlm debat. @Dandhy_Laksono adalah salah seorang yg sedikit itu, berdebat tatap muka dgn pinsip (opini2nya meskipun kerap berbeda dgn saya) & harga diri. Saya menolak penangkapannya" (Budiman Sudjatmiko di Twitter)

Merujuk pada keprihatinan banyak pegiat HAM maupun netizen tentang kebebasan berekspresi yang menurut mereka cenderung terpasung oleh "penguasa" di negeri +62 ini, saya jadi teringat pertanyaan yang terjawab tragis, bahwa ekspresi seorang gubernur (mantan yang tulus di mata saya) mengantarkannya dengan mulus ke dalam jeruji penjara selama dua tahun.

Kita tahu, apa yang diucapkan oleh mantan gubernur Ahok dulu utamanya terjadi dalam pidato tatap muka dengan warga di Kepulauan Seribu, yang didokumentasikan dalam rekaman video.

Inilah saya, bukan siapa-siapa yang juga ingin mengekspresikan ingatan lama yang kini semakin receh dan nyaris terhapus. Saya rasa sikap pribadi ini tidak akan berpengaruh buat siapapun. "Nggak ngaruh babar blas!"

Eniwei baswei, sebagai pribadi juga saya tetap menghormati Mas Dandhy yang keren, humoris, baik, dan santai, itu kesan saya pernah bertemu dengannya. Kepo? Nggak penting itu.

*personal = subyektif*

*Pertama kali diunggah di Kompasiana*

:: Indria Salim ::

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun