Siapa bisa melawan takdir yang bernama kematian?
Mengingatkanku pada cerita pendek karya seorang sastrawan dunia, yang kuat berpesan bahwa bila "saatnya tiba", tak seorang pun makhluk bumi mampu menghindarinya.
Tokohnya dikisahkan sudah mendapat pesan bahwa malaikat maut akan menemuinya. Dia pindah dari satu tempat dan kota ke tempat lainnya demi  menghindar dari kejaran Sang malaikat. Akhir cerita, Sang Tokoh justru pergi ke kota di mana malaikat itu siap melakukan tugasnya, menuntaskan takdirnya di bumi.
#RIPPakSutopoPurwoNugroho
Kita tidak saling mengenal secara pribadi, namun memikirkan sedikit saja tentang semangat Anda, pengabdian dan semua yang Anda lakukan untuk Indonesia, tenggorokan jadi tercekat sehingga mata ini panas membasah
Pada tanggal 15 Mei, seorang remaja tampan tampak duduk berdampingan dengan ayahnya. Ini tertampilkan di sebuah video pendek di akun Instagram Sutopo Purwo Nugroho. Pak Topo -- demikian dia dipanggil, sedang membagi cerita dan doa khusus untuk Wikan, putra ke-2 yang hari itu berulang tahun. Kesan saya, Wikan sangat kalem dengan senyumnya yang menawan.
Tergerak melihat lagi videonya beberapa kali, menurut penglihatan saya Wikan justru sedang menahan tangis. Begitu doa Sang Ayah selesai diucapkan, meskipun video itu terpotong, sempat saya tangkap adegan Wikan yang cepat-cepat membungkuk dan menutupi wajahnya karena menangis. Berikut ini link postingan video Pak Topo, kurang dari dua bulan menjelang hari kepergiannya yang abadi, Minggu, 8 Juli 2019. Sampai detik ini tidak diketahui, tangis tertahan Wikan itu keharuan, kesedihan, atau kepasrahan.Â
https://www.instagram.com/p/BxCj6d_gcE4/?igshid=555w2syio5uy
Kabar duka menghentak dada.
Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho berpulang dini hari ini, Minggu, 7 Juli 2019, di Guangzhou, China sekitar pukul 02.00 waktu berjuang melawan kanker paru sejak diagnosa dokter dua tahun yang lalu.
Penerima anugerah Asian Of The Year 2018 itu mengunggah video di akun IG-nya, sebelum beliau bertolak ke Guangzhou pada bulan lalu, untuk pengobatan. Saat itu, Pak Topo mengatakan bahwa kankernya sudah menyebar.
"Hari ini saya ke Guangzhou untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ lain. Kondisinya sangat menyakitkan sekali," kata Sutopo pada Sabtu, 15 Juni 2019.
Berikut ini ungkapan duka saya, persembahan kepada Almarhum Pak Sutopo.