Kita berada dalam derasnya hujan begitu lama,
Mata ini pedih dan menjadi merah,
Saat kegembiraan hilang,
Kita merunduk terlalu lama,
Tatkala kita perlahan-lahan menyusuri jalanan kota.
Namun mungkin ada langit yang berbeda sedang menunggu,
Menawarkan cinta dan inspirasi.
Di bawah langit yang merona kuning ini,
Bahkan lampu jalan terlihat sangat redup,
Seperti cahaya spiritual di dalam diri kita
Dikaburkan oleh kehidupan yang kering kerontang.
Banyak yang mulai berubah
Semasa aku bertemu denganmu di sudut galaksi
Tidak jauh dari jangkauan jelajahmu;
Aku melihat sungging senyum nanar itu
Menyibak ego sesaat,
Aku tahu kita harus bicara.
Ketika kita berbicara dalam keingintahuan
Pada sebuah penghujung sore,
Aku merasa kesepian mulai terangkat
Seperti awan gelap yang berangsur-angsur
tersingkir oleh kehangatan sinar mentari,
Seakan ego mengalirkan cahaya
Doa berbaur semburat bunga cahaya.
Langit lazuardi sungguh berbeda,
Menunggu dalam pesona biru,
Mengundang bunga untuk bermekaran
Di sepanjang jalan syahdu, dua hati bertemu.
Rasanya aku sudah melihat.
Tanganmu merengkuhku erat di musim kembang bermekaran
Di bawah langit berbeda yang menyambut cinta kita. | www.twitter.com/indriasalim |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H