Bila dinamika nasionalisme bangsa dan praktik 5 sila dari Pancasila memang sedang diuji, mungkin fenomena hoaks yang menyentuh langsung isu kemanusiaan adalah sebagian saja dari indikasi terkikisnya naluri kemanusiaan kita. Agama, keyakinan spiritual, menurut saya secara universal mengacu pada nilai-nilai kemanusiaan hakiki, bagaimana kita tidak saja berkewajiban untuk mengamalkan kehidupan spiritual secara vertikal, namun juga horisontal.
Fenomena hoaks terus saja dioperasikan tanpa pandang keadaan. Pun keadaan yang paling mendukakan, yaitu bencana alam yang sangat hebat di Sulawesi Tengah. Kemenkominfo, dalam Siaran Pers hari ini (2/X/2018), menegaskan bahwa memang, hoaks itu ada, dan karenanya harus segera diketahui masyarakat agar tidak terkena ekses buruknya.
Siaran Pers Kemkominfo RI No. 253/HM/KOMINFO/10/2018
Tentang Identifikasi Hoaks terkait Gempabumi Sulteng, Kominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan
Pascabencana gempabumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah, Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Sabtu (29/09/2018) telah melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform chatting.
Hasilnya ditemukenali konten yang berisi informasi hoaks yang beredar. Berikut fakta sesungguhnya dari informasi yang telah beredar tersebut:
1. Hoaks Bendungan Bili-Bili di Kab. Gowa RetakÂ
2. Hoaks Korban MusibahÂ
3. Hoaks Walikota Palu MeninggalÂ