Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gempa, Tsunami, dan Air Mata

1 Oktober 2018   22:43 Diperbarui: 1 Oktober 2018   23:07 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembersihan puing- puing dan pencarian korban di kawasan Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (Kompas - 1/10/2018) | Foto: Kementerian PUPR

Derasnya air mata, sampai kapan mengeringkannya?

Tatkala sengsara dan takut tiada terperi

Orang-orang yang meratapi bencana.

*

Mendahsyat gelombang tsunami

Sekedip mata melantakkan semua

Selagi harapan tersisa dan sekerlip asa

Pulihkan semangat hidup mereka yang bernapas.

*

Gegar goncangan bumi ratakan isinya

Berapa lama temukan jasad tersembunyi?

Selama itu akan bangkitkan kembali semangat penyintas

Ketulusan niscaya pulihkan segala cinta tak ternilai.

*

Tak terduga senyap gelombang tsunami dan gempa menganga dalam kota

Ketika menara runtuh dan dinding-dinding kehidupan sontak tenggelam?

Terhenyak tanpa satu pun mampu menolak takdir

Perhitungan manusia dan angka-angka kehilangan arti.

Jelmakan nama-nama yang terkubur.

Doa kami untuk Palu, Donggala, dan Sulawesi Tengah. | Indria Salim |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun