Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergumulan

25 September 2018   06:35 Diperbarui: 25 September 2018   14:51 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergumulan |Foto: pixabay.com

Terbahak sampai tersedak.

Berteriak menembus angkasa.

Menggerung itu sejatinya.

Hati menciut menusuk jantung.

*

Kukelabui dunia.

Menyaru kemilau manikam.

Hijau zamrud pun sepadan.

Pamorkan bianglala tersenyum.

*

Di pojok nurani rintihkan pedih.

Aku bukan diriku.

Aku hilang akal.

Meraba konyol.

*

Perkasa sementara.

Jelita sedalam lapisan cat kuku.

Tangguh meluntur rapuh.

Tolonglah aku!

*

Jiwa nanar.

Itukah diri?

Aku benci ini.

Pergilah, enyahlah!

Momok yang kembali.

Kumasih punya sekeping nyali.

Bila tersisa saatku,

Kubakar habis dengan nyali kecil ini.

Ya, kuharus keraskan niat.

Pelarian ini 'kan kusudahi.

Face reality as it is, not as it was or as you wish it to be. (Jack Welch)

Salam Kompasiana Beyond Blogging. | Indria Salim |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun