Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunga-Bunga Anggrek dan Generasi Z, Bicara Aspirasi dan Kemandirian

21 Juni 2018   20:58 Diperbarui: 23 Juni 2018   17:30 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya dulu pemalu sekali, sampai pada suatu saat sewaktu duduk di SMP, saya menjuarai lomba berpidato. Lalu saya dipercaya mewakili sekolah tampil berpidato di depan audiens umum di panggung sebuah Mal, dan itu pertama kalinya bagi saya tampil berbicara di depan orang banyak. Padahal saya pemalu.

Dalam interview kerja, saya mengalami pertanyaan yang menantang sekaligus membuat saya agak down. Itu karena saya tidak punya pengalaman kerja sama sekali, namanya juga baru lulus SMA. Walau begitu, dalam ketidak tahuan saya tentang bidang pekerjaan yang saya lamar itu, dari internet saya berusaha mencari tahu sedikit-sedikit tentang apa itu yang disebut "Customer Service", "Information Desk" -- semacam itulah.

Saya tidak menyangka akhirnya diterima, dan jawaban yang saya ingat saat interviu ya berdasarkan pengetahuan dari internet itu. Selain itu saya mengatakan bahwa meskipun tanpa pengalaman, saya ingin mencoba melamar dan akan bekerja sebaik-baiknya.

"Apa yang menjadi kepuasan kerja Tyas berada dalam posisi sekarang?"

Dengan tegas, sambil senyum dia mengatakan, "Itu bila saya bisa melaksanakan tugas dengan baik, memberi kepuasan kepada customer yang membutuhkan informasi dan penjelasan terkait kegiatan dan program Mal ini."

Ada dering telepon, sesudahnya juga ada dua customer datang membawa semacam "kupon". Saya pamitan dan meminta izin mengunggah fotonya di Instagram saya.

"Buat inspirasi saya, dan mungkin orang lain yang seusia Tyas. Terima kasih, dan semoga berhasil meraih cita-cita," pungkas saya.

dokpri
dokpri
Menurut Penulis, inilah contoh generasi Z yang bukan seperti kebanyakan yang digambarkan di banyak artikel di "luar sana".  Ada semacam inner beauty, kecerdasan, dan determinasi yang terpancar dari seorang 'frontliner" ini.

Dengan kesadaran dan profesionalisme, dia jalankan tugas menghadapi beragam karakter customer yang menghampiri mejanya. Mungkin customer manis, kepo, cerewet, pemarah, dan pastinya dia mampu menghadapinya dengan sikap "proporsional". Ramah tapi tidak cengengesan atau murah(an). Hangat tapi tegas. Kalem namun tidak lemot. Itu pengamatan saya sebagai pengunjung "tetap" pusat perbelanjaan di tempatnya bekerja.

Etos kerja dan nilai profesionalisme serta visi pribadi yang senada juga Penulis tangkap dari "sapaan sekilas bunga Anggrek" di desk lainnya dengan Staff Customer Service (CS) berbeda, yaitu CS Dewi, dan CS Ria. Tentu, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja tidak sama, namun determinasi, kedewasaan dan keinginan menjadi "semakin baik dan semakin baik" di masa depan dengan kemampuan terkait profesi membuat Penulis dalam hati angkat jempol buat mereka.

Tidak semua generasi muda memuja pola pikir instan, ingin kaya instan, populer instan, sukses dengan cepat, dan sebagainya. Ada nilai diri yang meyakini bahwa melalui "belajar" baik formal atau non-formal, di masa depan mereka akan bisa lebih baik dari sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun