Kalau diingat-ingat, kegiatan menympan data digital dengan kebutuhan penyimpanannya sudah saya alami sejak kamera belum secanggih kini. Saya ingat waktu itu kamera Nikon pun masih manual. Ada back up kamera digital pun tidak sepraktis sekarang.
Namun, sebagai bagian dari penanggung jawab kehumasan, saya harus berjibaku melakukan pengumpulan data digital, sekaligus mengarsipkan dan menggunakannya, semua lebih banyak saya lakukan sendiri. Gila memang, kepala keriting sepanjang waktu.
Selain data digital berupa foto, juga file blueprint publikasi kantor yang harus saya lihat, kemudian revisi dan kembali kepada penyedia jasa printing digital.
Perkembangannya, sekitar tahun 1998-an mulailah kamera digital aktif saya pakai. Kegiatan memindai data berkurang, namun kegiatan pengarsipan data ke penyimpanan digital bertambah. Juga mobilitas kegiatan yang memerlukan penyimpanan data "sementara" untuk migrasi temporer data digital tersebut dalam proses publikasi, penyebaran informasi kepada publik, dan penyimpanan sementara yang juga menjadi kebutuhan pribadi.
Saya kebetulan dulu menjadi bagian dari publikasi kantor. Bertanggung jawab dalam pengarsipan foto-foto bahkan dari sejak zaman belum mengenal kamera digital.
Kini, USB Flash disk saya mencapai sekitar 15-an lebih, dan semua masih aktif. Namun saya belum pernah punya USB Flash disk yang lebih besar dari 16 GB. Tahu-tahu saya diberi informasi oleh penjual assesori gawai, bahwa saat ini tersedia penyimpanan digital berkapasitas 32 GB. Ini dia!
Ini soal tuntutan pekerjaan sesuai zamannya. Penyimpanan digital yang bisa "dikantongin", mudah diakses dan mudah buat migrasi dari dan ke berbagai format gawai dan peralatan elektronik itu prasyarat keniscayaan perlengkapan pekerja terkait data digital.
Memang, ada juga penyimpanan data digital berkapasitas 1 dan 2 Tera. Walau begitu, untuk kepraktisan dan keamanannya, saya lebih suka memilih membawa USB Flash Disk yang berukuran kecil, ringan, namun tidak kalah manfaat dan fungsinya dengan yang jumbo.