Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Paduan Masakan Nusantara dengan Makanan Bergaya Jepang

5 Maret 2018   11:32 Diperbarui: 7 Maret 2018   18:46 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Kota Tangerang nan indah |Foto: Indria Salim

Masa dua dekade yang lalu, jajan di restoran itu masih terasa mewah luar biasa. Ragam restoran dan jumlahnya belum sebanyak sekarang. Restoran Jepang hanya ada dalam hitungan jari, baik yang fast food ataupun bukan. Pun begitu dengan makanan lain, khususnya restoran yang menyajikan menu yang bukan khas Nusantara.

Ke restoran dulu dan sekarang sudah agak berbeda fungsinya. Dulu, ke restoran itu bila ada event khusus, misalnya berulang tahun, merayakan hari wisuda, merayakan ulang tahun anak atau pernikahan, atau reuni baik terbatas bilateral atau pun reuni gank.

Suasana asik di HokBen Tangerang Kota |Foto: Indria Salim
Suasana asik di HokBen Tangerang Kota |Foto: Indria Salim
Kini restoran dan penikmatnya menjadi kebutuhan terkait kegiatan keseharian, selain juga berbagai fungsi sosial, profesional, dan bisnis. Orang makan di restoran sambil membahas pekerjaan, atau diskusi tentang rencana bisnis, atau bahkan juga sambil mengerjakan tugas sekolah atau tugas kampus. Ada juga yang membawa anak-anak setelah menjemput mereka dari sekolah, bagi yang masih kecil -- mungkin sambil mengajak bermain, bila restoran tersebut menyediakan arena bermain. Ada juga restoran yang tidak punya area bermain, namun menyediakan hadiah-hadiah atau suvenir menarik khas permainan yang disukai anak-anak.

Restoran Hoka Bento (HokBen) menjadi salah satu restoran langganan penulis dan kawan-kawan dekat. Selain harga terjangkau buat kami yang saat itu masih newbie di tempat kerja, makanannya sesuai selera. Menariknya, di kalangan lebih luas Hoka Bento terkenal dengan sambalnya yang cocok buat menu selain dari restoran itu sendiri. Belum lagi beberapa menu yang akrab bagi banyak penggemarnya, misalnya Chicken Katsu, Beef Teriyaki, Beef Yakiniku, Chicken Teriyaki, Okkado, Shrimp Roll, Es Sarang Burung, dan lain-lainnya.

Penulis memang suka mencoba menu baru, atau mencoba restoran baru sejauh itu memungkinkan pelaksanaannya. Hari Selasa (27/2), Penulis bersama rekan-rekan blogger yang tinggal di Tangerang bertemu dan mencicipi menu baru di Restoran Hoka Bento Tangerang Kota. Gerai ini belum satu tahun berada di lokasi yang terletak di salah satu pojokan di Jalan Daan Mogot Raya yang strategis. Lokasi ini berdekatan dengan Jalan Beteng Jaya yang paralel dengan Taman Sungai Cisadane yang asyik dikunjungi karena keasriannya. Gerai HokBen ini adalah pindahan dari HokBen Cimone.

Selera Indonesia: Tiada hari tanpa sambal |Foto: Indria Salim
Selera Indonesia: Tiada hari tanpa sambal |Foto: Indria Salim
Makan Pakai Sambal Indonesia

Kuliner Indonesia tidak terlepas dari masyarakatnya yang menyukai makanan pedas, dan itu terwakilkan oleh masakan-masakan dari Sabang sampai Merauke. Pada umumnya kuliner Indonesia itu kaya akan rempah, selain berciri khas rasa manis, gurih dan pedas. Soal rasa pedas ini, sampai-sampai ada ungkapan, "Nggak bisa makan jika tanpa cabe atau sambal," kira-kiranya begitu kan, ya.

HokBen sebagai pelopor makanan bergaya Jepang di Indonesia terus berinovasi untuk menghadirkan produk dan layanan berkualitas, dan hasilnya bisa kita nikmati dengan adanya "Sensasi Dahsyat" perpaduan makanan Jepang & makanan Khas Indonesia".

Hoka Suka: Perpaduan Menu Indonesia dan Jepang |Foto: Indria Salim
Hoka Suka: Perpaduan Menu Indonesia dan Jepang |Foto: Indria Salim
Makanan Jepang Berpadu dengan Cita Rasa Indonesia.

Ini disajikan dalam paket-paket Hoka Suka 1 terdiri dari Yahitori Grilled, Kering Kentang, Acar Kuning, Nasi dan Sambal sesuai pilihan, Hoka Suka 2 susunan menu sama hanya saja lauk utamanya adalah Ebi Turai, dan Hoka Suka 3 juga sama dengan lauk utama Chicken Katsu. Hoka Suka, dari namanya adalah perpaduan antara unsur Jepang -- Hoka dan Indonesia -- Suka. Paket-paket Hoka Suka memberikan pilihan saus sambal bercita rasa Indonesia, yaitu Sambal Bawang, Sambal Hijau, dan Sambal Matah, mantapnya!

Hoka Suka 2 |Foto: Indria Salim
Hoka Suka 2 |Foto: Indria Salim
Hoka Suka 2 |Foto: Indria Salim
Hoka Suka 2 |Foto: Indria Salim
Hoka Suka 1 |Foto: Indria Salim
Hoka Suka 1 |Foto: Indria Salim
Sebagai penyuka sambal, ketiga macam sambal itu sudah Penulis coba semua, dan dipadu dengan makanan utama berbeda. Sambal bawang, cocok buat yang suka pedas tapi level ringan sampai medium. Sambal cabe hijau malah lebih pedas. Sambal matah, sungguh istimewa. Semua bikin menambah selera makan, wah!

Sambal pilihan baru itu tersedia dalam kemasan yang bisa dibeli terpisah. Cocok nih, buat yang ingin praktis dan agak kesulitan masak.

Hoka Suka memenuhi selera Nusantara, karena menyajikan lauk Kering Kentang dan Acar Kuning yang lezat. Penulis suka Kering Kentang sejak kecil. Acar Kuning? Penulis bisa memasaknya sendiri tetapi lumayan repot, merajang rapi sayur-sayur utamanya, menyediakan santan kental, meracik dan menguleg bumbunya tanpa memblender. Nah seneng banget begitu Hoka Suka menyediakan lauk favorit keluarga. Rasanya sungguh otentik dengan resep asli yang Penulis kenal sejak kecil. Sambal dan Lauk Indonesia yang dipadu dengan menu Jepang ini membuat Penulis pengin nambah porsi hahaha.

Kering Kentang otentik itu ya yang seperti di HokBen -- manis, asin, dan gurihnya kena banget. Pun Acar Kuningnya, dengan sayuran yang krius-kriuk sempurna -- tidak setengah matang namun renyah dan segar. Rasa bumbu & rempahnya tidak nenonjol, namun terasakan proporsional.

Filosofi Yellow Pattern HokBen |Sumber: HokBen Tangerang Kota
Filosofi Yellow Pattern HokBen |Sumber: HokBen Tangerang Kota
Nara Sumber HokBen Tangerang Kota| @IndriaSalim
Nara Sumber HokBen Tangerang Kota| @IndriaSalim
Sekilas Sejarah HokBen

HokBen berdiri pertama kali di Jakarta dan berada di bawah lisensi PT Eka Bogainti. Restoran pertama hadir di Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Selanjutnya HokBen membuka gerai baru di berbagai tempat dan juga di luar kota Jakarta.  Website Hokben diluncurkan dengan fitur pemesanan online pada tahun 2008. Saat itu Hoka Hoka Bento sudah membuka 97 cabang yang tersebar di berbagai lokasi di Jabodetabek, Bandung, Banten, Surabaya, dan Malang.

Sekarang di Jawa Barat ada 25 gerai yang tersebar di berbagai lokasi.

Produk Hokben bersertifikat halal |Foto: Indria Salim
Produk Hokben bersertifikat halal |Foto: Indria Salim
Pada tahun 2007, Call Center 500505 ditetapkan sebagai kontak Pesan Antar Hokben & HokBen Delivery 1-500-505 diluncurkan. Nah, Penulis dan teman-teman kantor sering tuh, memesan makanan siang melalui jasa delivery ini. HokBen ini mendapatkan Sertifikat Halal dari MUI pada tahun 2008, dan sejak 2017 Sertifikat dari LPPOM MUI buat HokBen berlaku selama 4 tahun. Seiring dengan itu, restoran bermenu Jepang ini berubah logo, dari logo bernama Hoka Hoka Bento menjadi Hokben, namun gambar dua bocah laki (Taro) dan perempuan (Hanako) menjadi ikonnya sampai kini.

Filosofi di Balik Yellow Pattern HokBen, yaitu: Friendship, Welcoming Hello, Parent and Kid, Respect, dan Pride. Dengan filosofi itu, HokBen menempatkan prioritas penting tentang kebersamaan keluarga, persahabatan, penghormatan dan kebanggaan akan penyajian produk berkualitas kepada para pelanggan.

Demikian pengalaman Penulis menikmati Hoka Suka dan Sambal Indonesia yang menghasilkan sensasi dahsyat tak terlupakan.

 :: @IndriaSalim ::

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun