Semburkan bahasa langit di kerumunan pasar
Mulut berbusa bawa pesan berbisa
Lain waktu merajut cinta
Merangkul pecundang semasa
Senandungkan dengki sendiri
Akukan itu gelora ksatria
*
Hari ini berzirah
Esoknya berkopiah
Kemarin bersayap kupu-kupu
Kemarin lusa mengkilap bibirnya jelita
Tangan mengepal ke udara
'Kan kuubah nasibmu yang papa
*
Merenda angan tuna wisma
Poleskan kata tak bermakna
Rumah kaubilang istana
Pohon di udara kaujanjikan s'bagai sapu terbang
Laut asin kau ingkari
Berikan nama baru danau luas bergaram
Mereka tidak butuh itu
Mereka lapar dan dahaga
Kau suapi dengan janji
Pamerkan sapu terbang dalam wacana
*
Kau nyenyak di peraduan mimpi
Kala sidang negeri sedang sengit
Pecinta katakan kau lelah
Setelah bekerja siang malam
Ha ha ha ha
Hentikan omong kosong itu
Penonton malu sendiri
Bimbang
Ingin tertawa atau menangis
*
Tiket tonil sudah tersobek
Setara harga impian semasa
Kecewa
Ego membentengi
Inilah pemimpin yang kusayangi
Dalam hati siapa tahu
Umpatan di lidah kelu
Saksikan petarung terwisuda
Kiranya senang berkilah semata
Syahdan, wagu tingkah sejatinya. :: @IndriaSalim ::