Kini saatnya kita melek keunggulan produk negeri sendiri. Kalau sudah melek, kita kenali, cintai, dan miliki. Lupakan paradigma jadul, "Mencintai tidak harus memiliki."
Di zaman now, Sekjen Kemenperin Haris memotivasi kita untuk mengubah mindset ini.
Jadinya, "Cintailah produk lokal dengan memilikinya, memakainya dan dengan membelinya".
Mas Arif Haryanto sedikit beda inspirasinya, bahwa produsen perlu perhatikan 3 hal pokok: branding, QC, dan design. Selain itu, produk yang berkualitas, brandingnya kuat akan meningkatkan kebanggaan anak bangsa.
Saya sih setuju dengan semua motivasi itu.
Ok, lantas apa yang kita sebagai warga gen milenial dan gen Z lakukan?
Ya itu tadi, berpikir positif tentang negeri ini, dan itu termasuk produk negeri ini.
Caranya? Gemakan, promosikan, jadilah konsumen setia juga.
Itu kuncinya.
Ada pepatah ono rego ono rupo. Artinya, harga sejatinya idealnya merujuk kepada kualitas. Namun nyatanya itu tidak selalu tepat. Belum lagi persepsi dan paradigma orang kita sendiri, yang maaf saja, kadang lebih bangga dengan merek atau produk luar.
Kadang beli barang second hand atau bekas pakai gak masalah, tapi khan merek luar.
Di lain pihak, pemerintah juga perlu memfasilitasi pengembangan industri dengan kebijakan yang kondusif. Bagaimanapun soal ini bukan hal yang stand alone problem. Semua perlu ditangani secara komprehensif dan terkoordinasi di antara berbagai pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H