Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suara Mirip Sirene Itu, Suara Owa Jawa

21 November 2017   23:22 Diperbarui: 21 November 2017   23:55 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Piloy, pemandu selama trekking dengan pengetahuan herbalnya |Dokpri

Sesampai di Balai besar taman nasional Gunung Gede Pangrango,kami disambut hangat oleh petugas terkait, dari polisi hutan sampai guide yang mengikuti kami menapaki hutan. Kami bertemu dengan Ibu Badiah yang bersemangat memberi penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan kami, dan ada beberapa lagi. Oh ya, sebelumnya kami sempat melihat 5 ekor Owa Jawa nangkring di pohon. Pohon di hutan tinggi-tinggi, jadi kamera biasa tanpa tele tidak mampu menangkap fotonya dengan bagus.

Kang Piloy, pemandu selama trekking dengan pengetahuan herbalnya |Dokpri
Kang Piloy, pemandu selama trekking dengan pengetahuan herbalnya |Dokpri
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berfungsi sebagai lokasi monitor perkembangan populasi Owa Jawa. Badiah mengatakan bahwa pihaknya memprioritaskan usaha untuk menjaga tempat itu agar tidak terdegradasi; menjaga dari perluasan lahan masyarakat; memastikan buah-buahan, pohon-pohon pakan Owa Jawa tetap tersedia dan menjamin kelangsungan hidup primata langka itu. Dan termasuk yang utama juga, yaitu meminimalisasi gangguan seperti perburuan, memastikan penyelenggaraan wisata alam tidak terkontrol pesertanya sehingga dapat mengganggu Owa Jawa. Owa Jawa itu sensitif. Kalau ada hal yang dirasa mengganggu, maka mereka akan berisik.

Di tengah suasana mengagumi keindahan alam Hutan Bodogol sambil mendengarkan penjelasan Badiah, terdengarlah suara nyaring dari kejauhan. Suara itu, kata Badiah adalah suara-suara Owa. Oh, ternyata indah dan menakjubkan bila itu terjadi bersahut-sahutan di keheningan hutan. Menurut saya, suaranya mirip raungan sirene polisi yang bersamaan dan bertalu-talu.

Hutan Bodogol

Hutan di Bodogol yang berlokasi di Gunung Gede Pangrago, adalah kawasan hutan tropis seluas 200 ha. Selain Owa Jawa yang hanya sekitar 500 ekor (sedikit banget ya), hutan ini juga dihuni oleh macan tutul dan elang.

Hutan Bodogol masih alami, karenanya merupakan rumah satwa langka. Ini adalah kawasan konservasi tempat pelestarian Owa Jawa di Jawa Barat, menjadi kawasan konservasi pertama di Indonesia yang dibangun sejak 1997.

Makan Siang di Warso Durian Farm


Kami bersyukur dan lega bahwa selama trekking tidak terjebak hujan, seperti yang sempat dikhawatirkan oleh beberapa guide yang ada. Tampaknya rencana sedikit molor dari jadwal. Makan siang agak tertunda. Makan siangnya sungguh nikmat, dengan suasana asri Warung Warso Farm. Seporsi nasi dan lauk pauk berupa ayam panggang, tahu dan tempe bacem, kerupuk kampung, sambal dan lalapnya -- kami semua menikmatinya.

Setelah makan siang dan "pesta durian" di Warung Warso, kami beringsut ke Hotel Santika di Bogor. Pemandangan di sekitar Hotel juga indah.

Berpose tanpa perahu |Dokpri
Berpose tanpa perahu |Dokpri
Setelah sarapan, kami semua menuju ke Caringin untuk Rafting di Sungai Cisadane. Nggak terbayang sebelumnya bahwa anak sungai Cisadane yang sampai di komplek rumah saya di Karawaci itu juga menjadi medan rafting. Dengan pemandu bernama Kodil, kami lampaui jeram-jeram mendebarkan, yaitu jeram Blender, Kerinduan, Kuda Lompat, dan Dam. Yang terakhir ini tingginya 3 meter dengan kemiringan 90 derajat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun