Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Optimalisasi Manfaat dan Kemudahan Layanan Kesehatan dengan Mobile JKN-KIS

2 Oktober 2017   00:37 Diperbarui: 2 Oktober 2017   13:00 2527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irfan, Staff Ahli Direksi Bid. Komunikasi Publik & Partisipasi Masyarakat - menjawab pertanyaan Kompasianer |Dokpri

Irfan, Staff Ahli Direksi Bid. Komunikasi Publik & Partisipasi Masyarakat - menjawab pertanyaan Kompasianer |Dokpri
Irfan, Staff Ahli Direksi Bid. Komunikasi Publik & Partisipasi Masyarakat - menjawab pertanyaan Kompasianer |Dokpri
Apakah setiap RS punya tim monitoring sistem? 

Maintenance system aplikasi ada di kantor pusat. Para user di faskes/ kantor cabang adalah sebagai klien. Mereka siapkan infrastuktur saja atau jaringan komunikasi datanya saja. Ada fungsi IT helpdesk di setiap Kantor Cabang. Tanggung jawab IT Helpdesk ini adalah kepanjangan tangan Direktorat IT. Mereka bertanggung jawab dalam melakukan sosialisasi tentang sistem, serta dalam hal menangani keluhan dalam kapasitas sebagai layer pertama apabila terjadi keluhan di sistem pengguna (user system).

Muiz (Asisten Deputi Bid. PKTI) memaparkan dari Segi IT oleh Muis |Dokpri
Muiz (Asisten Deputi Bid. PKTI) memaparkan dari Segi IT oleh Muis |Dokpri
Fitur-fitur Aplikasi

Ada 16 fitur yang bisa dimanfaatkan pada aplikasi Mobile JKN, antara lain Fitur Pindah Faskes, Fitur Perubahan Identitas, dan Fitur Pindah Kelas. Fitur pada aplikasi Mobile JKN ini akan terus dikembangkan dan diperkaya dengan fitur-fitur lain yang menjawab kebutuhan peserta demi mendapatkan pelayanan optimal dan semakin berkualitas.

Fitur yang ada adalah bentuk kemajuan yang sangat signifikan. Pun peningkatan kerja sama dengan mitra. Sebagai catatan, Faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan memang layak dan memenuhi persyaratan dasar dan prinsip. Faktanya, di tahun 2014 awalnya BPJS bekerjasama dengan sekitar 1600 Rumah Sakit. Kini (September 2017), BPJS Kesehatan sudah bekerja sama dengan 2200-an Rumah sakit, dan sejumlah 1200 di antaranya dalah RS swasta. Peningkatan jumlah kerja sama dengan Rumah sakit ini signifikan, apalagi mengingat bahwa ada jauh lebih banyak RS swasta yang sudah bekerja sama dibanding dengan RS Swasta yang belum bekerja sama.

Dalam hal ini, BPJS memberikan alasan bahwa proses kerja sama memerlukan syarat syarat prinsip yang harus dipenuhi oleh pihak Rumah Sakit, misalnya soal kredensial, masa berlaku izin praktik dokter, dan sebagainya. Akan halnya isu tentang pola pembayaran, itu lebih terkait dengan kewenangan Kementrian Kesehatan. Perlu dikemukakan bahwa sampai saat ini BPJS Kesehatan sudah mencapai target 80% kerja sama dengan rumah sakit, sementara di lain pihak target jumlah peserta yang tercapai adalah 70%.

Menurut data dan fakta, selama periode tahun 2014-2016 jumlah pemanfaatan fasilitas JKS adalah sebanyak 400 juta lebih. Ini mencakup pemanfaatan di Faskes tingkat 1 (FKTP); Puskesmas; Praktik Dokter Perorangan; Klinik Pratama; RSD Pratama; dan pelayanan rawat inap RS.

Data periode tahun 2016, BPJS Kesehatan memfasilitasi sebanyak 9.000.000 (sembilan juta) peserta dengan penyakit kronis, termasuk operasi jantung. Menariknya, 50 persennya adalah mereka dengan kasus penyakit jantung, dengan biaya perawatan mencapai triliunan rupiah. Bisa dipahami karena biaya sekali operasi saja adalah sekitar Rp 150 juta.

Meskipun disadari bahwa peningkatan pelayanan BPJS Kesehatan terus disempurnakan, namun program ini sungguh memberi pemanfaatan besar. Semua apa yang tidak ada yang sempurna, namun coba kita bayangkan andaikata BPJS Kesehatan libur sehari saja, betapa banyak pasien yang bingung bagaimana urusan mereka terpenuhi.

Dua penyakit kritis tertinggi adalah penyakit ginjal. Pelayanan hemodialisis, rata-rata sekali cuci darah memerlukan biaya sebesar Rp 5.000.000, sementara dalam seminggu mereka sedikitnya harus menjalani 2 kali cuci darah, maka artinya sebulan total cuci darah adalah sebanyak 8X, dan itu sepanjang hayat. Thalassemia Hemofilia, belasan juta rupiah, dia ditanggung seumur hidup. Suatu saat BPJS Kesehatan melakukan pengecekan, dari 100% pasien Thalassemia Hemofilia di Tangerang, mereka semua adalah adalah pasien JKN, padahal sebagian di antara mereka sebelumnya adalah bukan peserta.

Program JKS menyadari perlunya terus meningkatkan pelayanan. Maka diperlukan umpan balik dari masyarakat dan semua pihak terkait, dan itu akan sangat membantu bila kasus-kasus dan masukan segera disampaikan, yang kemudian akan menjadi bahan perbaikan dan evaluasi sebagai tindak lanjut peningkatan mutu layanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun