Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Festival Kuliner Serpong 2017: Seru dan Lestarikan Warisan Kuliner

3 September 2017   04:55 Diperbarui: 4 September 2017   18:59 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu yang laris, Es Campur Jelly Acen |Dokpri

Festival Kuliner Serpong (FKS) 2017 adalah penyelenggaraan yang ke-7. Tujuan festival ini adalah melestarikan kecintaan bangsa pada berbagai warisan kuliner tanah air. FKS 2017 mengusung tema kuliner khas Tanah Pasundan, Jawa Barat. Terinspirasi oleh rumah adat Sunda, maka gerai kuliner ditampilkan dengan model replika Saung Julang Ngapak dan juga Saung Adat Kampung Ciamis.

Bagai gayung bersambut, sejak mengetahui adanya FKS 2017 saya sudah berniat memanfaatkan kesempatan menarik ini, mengeksplorasi kuliner Nusantara, dan khususnya makanan khas Bumi Parahyangan.

Jauh-jauh hari, sebenarnya penasaran sekali rasanya begitu membaca informasi yang saya lihat di Summarecon Mal Serpong (SMS), tepatnya di pojok pemesanan tiket Shuttle Bus di pelataran SMS. Ternyata niat saya terwujud dalam kesempatan mendapatkan undangan KPK-Kompasiana. Cap cus deh saya ke SMS pada hari Minggu, 27 Agustus 2017. Pukul 12.30 wib saya sampai di lokasi, karena masih awal dari "jam temu" yang adalah pukul 13 wib, saya berjalan lambat sambil memotret suasana Broadway-downtown Walk, yang lokasinya di luar gedung Mal Serpong.

Beli Kartu FKS Buat Bayar Makanan |Dokpri
Beli Kartu FKS Buat Bayar Makanan |Dokpri
Alat pembayaran saat jajan, kalau sisa bisa ditukar uang di loket yang tersedia |Dokpri
Alat pembayaran saat jajan, kalau sisa bisa ditukar uang di loket yang tersedia |Dokpri
Sebelum masuk area festival dengan gubuk-gubuk tenan, di sebuah pojok ada tempat bermain anak-anak, yang juga bagian dari fasilitas festival. Tidak jauh dari tempat bermain anak-anak, ada tempat penjualan kartu khusus sebagai alat pembayaran saat membeli makanan. Begitu masuk sekitar seratus (100) gubuk dan angkringan menyambut kedatangan pengunjung. Tersedia satu tempat untuk penukaran uang dari kartu FKS yang tidak habis dibelanjakan.

Di tempat yang sudah disediakan sebagai area VIP oleh pengundang, kami tim KPK-Kompasiana mendapat briefing dari PR Summarecon Mal Serpong yang sabar dan ramah. Ada tugas on the spot yang harus kami lakukan, yaitu ikut dalam lomba live dari salah satu platform berikut ini: facebook, instagram, atau twitter. Postingan yang dinilai adalah yang terunggah sebelum pukul 15.30 wib, memenuhi kriteria isi dan foto. Isi postingan memuat aspek makanan, suasana sekitar, dan dekorasi.
Karena salah mengerti bahwa seperti halnya platform yang hanya boleh memilih salah satu, pun saya kira demikian untuk konten lomba, semua postingan live yang saya lakukan hanya berisi foto makanan. Mungkin saya agak kurang fokus karena ini pertama kali pengalaman sambil makan, sambil posting foto buat lomba IG live.

Padahal saya sudah punya beberapa foto suasana dan dekorasi sebelum berkumpul dengan panitia. Kalau mengingat itu, saya jadi geli sendiri. Hasil lomba live tweet dan instagram diumumkan sebelum kami berfoto bersama tuan rumah, yaitu Public Relations dari SMS. Ada tiga pemenang yang masing-masing mendapatkan hadiah kupon (voucer) makan di FKS senilai Rp. 150.000,-

Meskipun begitu, saya sangat menikmati suasananya. Makan di tengah semilir angin musim panas khas negara tropis, mewah kan ya haha. Itu belum apa-apa. Ada lagi, yaitu alunan Degung Sunda yang menggelayut hati, tiat-tiut seruling yang lembut, dan gamelan ritmis yang bikin kaki bergoyang kecil -- ya begitulah "orkestra tradisional", membuat saya enggan beranjak, meskipun akhirnya harus meninggalkan tempat itu karena ada keperluan lain.

kpk-fks-tahu-gejrot-a-59ac4caf2bbb131ec72e6872.jpg
kpk-fks-tahu-gejrot-a-59ac4caf2bbb131ec72e6872.jpg
Pertama kali saya berkeliling, secara acak melihat gubuk-gubuk terdekat, menarik sekali tapi saya haus! Saya memilih Es Oyen, yang ternyata pilihat tepat pada suasana yang pas. Saya yang tidak terlalu suka makanan dan minuman yang kadar manisnya tinggi, puas sekali dengan Es Oyen ini. Manis gurihnya pas! Melepas dahaga, meredakan lapar (sebelum makan utama), dan bikin adem! Sejuk, sejuk!

Sate Kelinci nan Lezat |Dokpri
Sate Kelinci nan Lezat |Dokpri
"Ronde" ke dua, merangkap dengan yang ketiga, saya bergegas mencari makan siang dan ingin mencoba kudapan lainnya. Saya memesan Sate Kelinci. Surprise banget karena setahu saya Sate Kelinci hanya ada di Taman Mangu, Jawa Tengah. Rupanya bagi yang tahu wisata Bandung dan sekitarnya, Sate Kelinci terkenalnya ada di kawasan Lembang. Tawangmangu daerah sejuk, Lembang juga. Mungkin itu sebabnya kedua tempat berbeda itu terkenal dengan makanan sajian yang sama.
Ternyata Sate Kelinci di FKS bercita rasa cukup otentik. Pedas gurih dan kentalnya bumbu kacang berpadu kecap manis dan tingkat kepedasannya, pas di lidah. Acung jempol buat yang jualan. Dagingnya berukuran sedikit lebih besar dari yang saya coba di Tawangmangu, namun rasanya sama lezatnya. Dua jempol untuk menu ini.

Es Oyen segar dan agak mengenyangkan |Dokpri
Es Oyen segar dan agak mengenyangkan |Dokpri
Salah satu yang laris, Es Campur Jelly Acen |Dokpri
Salah satu yang laris, Es Campur Jelly Acen |Dokpri
Es lainnya itu adalah Es Sarang Burung kombinasi buah dan jelly, ala Acen. Seandainya saya memilih Es Acen ini sebelum memilih lainnya, saya mungkin tidak akan membeli Es Oyen karena porsinya cukup besar. Saya belum sempat mencoba Es Goyobod yang terkenal itu, namun cuaca panas mendorong saya memilih kudapan yang lebih slurpy, segernya nggak kalah dengan bermain air di bawah air terjun. Halah!

Sedap! |Dokpri
Sedap! |Dokpri
Masih penasaran dengan kunjungan pertama, saya datang lagi keesokan harinya, dan itu Senin pagi pukul 10 wib. Alamak, saya malu dengan gubug dan kursi-kursi yang pada nangkring manis di area Festival. Saya tidak memperhatikan jadwal jam buka dan tutupnya FKS. Untuk hari kerja, FKS baru buka pukul 16.00 wib sampai 22.00 wib. Hari Jumat, pecinta kuliner bisa mengunjungi mulai pukul 14.00 wib. FKS buka sejak pukul 11.00 wib hanya pada akhir pekan (Sabtu, Minggu), dan hari libur nasional.

Anda penasaran seperti saya? Anda bisa mencoba makanan selain dari makanan Sunda. Beberapa tenan makanan tradisional daerah lainnya juga melengkapi semarak FKS 2017. Hal ini karena makanan tersebut berhasil merebut hati pengunjung di FKS tahun-tahun sebelumnya. Anda mencari Empal Gentong? Empek-empek Palembang? Tahu Slawi? Sate Padang Petak IX, Soto Ambengan Cak Sadli, Mie Jowo Semar dan lain-lainnya. Banyak lagi makanan Nusantara yang akan mengobati kangen Anda di sana.

Payung berbunga-bunga buat selfie
Payung berbunga-bunga buat selfie
Pecinta fotografi akan menemukan banyak spot menarik buat berburu obyek menarik, atau mendapatkan latar belakang unik dan indah buat selfie atau wefie. Itulah bonus bagi yang berkunjung ke FKS 2017. Asyik, kan? Memang, saat itu pengunjung cukup ramai. Meraka datang berombongan bersama keluarga, teman, atau berpasangan --tua, muda, anak-anak. juga rombongan keluarga tampak menikmati makanan pilihan sambil bidik berfoto bersama. Wajah-wajah antusias dan ceria bertebaran di meja-meja penuh ragam santapan pilihan masing-masing.

Saat itu terpantau beberapa gubug ramai dengan antrean panjang pembeli, misalnya di gubuk Surabi Hijau 11 Bersaudara; Empal Gentong khas Cirebon; Es Dawet Bandung; Nasi Tutug Oncom; Nasi Jamblang Mang Dul, Nasi Timbel; Cireng Cipaganti, Es Acen;

Biarpun sudah berkunjung dua kali, FKS 2017 dengan berbagai dekorasi tradisionalnya yang indah membuat saya berencana datang kembali sebelum berakhirnya tanggal 10 September. Kemungkinan saya akan menikmati FKS 2017 di sore atau petang hari. Saya yakin suasananya pasti lebih romantis, uhuy, raos pisan euy -- eh, raos makanannya lah ya.

Nasi Jamblang, Nasi Timbel, Batagor Riri Bandung, Kupat Tahu Gempol, BOLBI Bola Ubi Bandung, Surabi Bandung, Nasi Tutug Oncom & Puyuh Sangrai -- aku datang (lagi)! Anda juga?

Sebagai tambahan, bagi yang hadir pada tanggal 7 September, Anda akan dihibur oleh penampilan artis Bandung kesayangan, yaitu Hedi Yunus. Oh, tidak kalah menarik adalah oleh-oleh Saestu Batik Trusmi (Cirebon). Mantap, kan?

Tim Gerebek KPK-Kompasiana |Dokpri
Tim Gerebek KPK-Kompasiana |Dokpri
Logo KPK-Kompasiana |Sumber: KPK-Kompasiana
Logo KPK-Kompasiana |Sumber: KPK-Kompasiana

Akhir kata, salut buat SMS sebagai penyelenggara acara tahunan yang mengangkat seni kuliner sebagai warisan budaya daerah se-Nusantara ini dengan tema daerah berbeda-beda dan bergantian. Terima kasih kesempata yang diberikan untuk saya, KPK-Kompasiana. Itu pengalaman pertama menggerebek dan menghadiri FKS yang seru., |@Indria Salim|

**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun