Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik

[HumPol] Bahasa SBY, Ungkapan Bawah Sadar dan Teori Sigmund Freud

3 November 2016   18:59 Diperbarui: 4 November 2016   01:17 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori Kepribadian Sigmund Freud | Ilustrasi: simplypsychology.org

Hal ini mengingatkan Limbuk kepada sebuah obrolan lama dengan karibnya yang ahli kejiwaan. Dia memberinya sedikit pengetahuan tentang Pak Freud, lalu dia ingat satu hal yang disebutnya sebagai “proyeksi”.

“Proyeksi menurut Freud adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotis atau moral, menjadi kecemasan realistis. Prosesnya yaitu memindahkan rangsangan (impuls) internal yang mengancam ke obyek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri,” kata teman Limbuk itu.

Obsesi dan Alam Bawah Sadar

'Lebaran Kuda' menjadi topik populer, yang di twitter saja menunjukkan lebih dari 10.000 kicauan. Istilah ini mengutip ucapan mantan Presiden kita yang menyebut, ''kalau tuntutannya (para pengunjuk rasa Jumat nanti) tidak didengar, sampai lebaran kuda bakal ada unjuk rasa.'' Kebetulan atau tidak, istilah itu diucapkannya selang dua hari sesudah kunjungan Presiden Jokowi ke kediaman Pak Prabowo, mantan rival Presiden saat pilpres 2014. Dalam kunjungan itu media sosial mengunggah foto-foto mereka berdua sedang naik kuda dengan wajah ceria. Namanya juga media sosial yang selalu ramai dengan banyak komentar netizen. Tak pelak banyak yang menghubungkan ungkapan ‘kuda’ dengan kekecewaan mantan presidenkarena tidak ‘diajak’. Netizen ada-ada saja, tapi begitulah sampai situs berita BBC Indonesia ikut-ikutan memberitakan trending topik di dunia maya kemarin (2/XI/2016).

Ringan saja, Limbuk ingat tetangga dekatnya Mbilung yang marah-marah pada Petruk. Ceritanya dulu mereka bertiga itu karib, namun ada semacam kecemburuan antara Mbilung dan Limbuk karena keduanya naksir Petruk. Suatu saat Mbilung bertemu Petruk. Lha kok Petruk itu malah memanggil Mbilung sebagai Limbuk. Mbilung sewot, merasa diledek dan secara faktual diabaikan, dibuktikan dengan cara Petruk memanggil dirinya sebagai Limbuk. Mbilung membatin. “Petruk kepikiran berat sama Limbuk, maka mau nyebut namaku malah nyebut nama Limbuk.” Begitu deh yang namanya terobsesi, bikin pendengar berspekulasi dengan bermacam-macam penafsiran.

Banyak media kemudian mengambil kutipan ini sebagai judul berita dan pengguna media sosial mulai membicarakannya. Sebagian menghubungkannya dengan aksi naik kuda Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Senin (31/10) lalu. Ada-ada saja, ya. | @Indria Salim |

Referensi:

A

B

C

D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun