Dengan kesadaran, kunyanyikan lagu “Berkibarlah Benderaku”
Dengan kebanggaan masa kanak dan sesudah itu, kusadari makna Merah Putih kita
Dengan keprihatinan, kupanjatkan doa sepenuh jiwa –
untuk bumi kita kau berkibar, Merah Putih kita
Kesedihan dan kepedihan itu, bila anak bangsa tampak terlupa – Kau berkibar maka kita ada
Kemarahan itu, k’tika anak bangsa – katanya menghujat demi Indonesia dalam satu agama
Ampuni kami, ya Tuhan seluruh bumi manusia
Ampuni kami, ya Tuhan segala makhluk dan ciptaan semesta
Kau sungguh terlalu besar, dan ajaib – maka kami memahami-Mu secara manusiawi
Manusiawi kami bila nalar dan akal, aspirasi dan ambisi, pemujaan dan pelaknatan
Bercampur aduk s’perti aroma sampah busuk
Menjadi rumah bakteri buruk
Menjual asma suci-Mu dalam pemahaman kami yang semu
Merah Putih tampak duniawi semata
Meski itu pun bukan mereka yang mewujudkannya
Perjuangan pasukan bambu runcing
Pun perjuangan tanpa pamrih anak bangsa cendekia dan mulia di era sebelumnya
Yang melihat gugusan pula beribu banyaknya
Sebagai tempat berpijak manusia Nusantara
Yang layak menjadi negara bangsa jaya
Nan satu, padu, rukun, dan damai sentosa
Sang Saka Merah Putih kita
Berkibarlah, maka kami ada
Dalam satu gema – satu semangat – jiwa menyatu
INDONESIA, MERDEKA!
(Indria Salim, jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H