Teman-teman ada di ruang masing-masing, atau di ruang makan tempat mereka makan sahur bersama. Sementara kami ngobrol kecil, memandangi langit terang di luar, Penulis bilang, “Ini suasananya hening sekali, ya Bu. Tak ada angin mendesir, tak ada gemerisik daun, juga tak terdengan suara-suara dari serangga atau hewan yang aktif di malam hari, misalnya jengkerik, atau kucing.” Jujur kini Penulis lupa apakah sinar bulan waktu itu kelihatan.
Ibu kost tersenyum dan sedikit ‘terlonjak’. Katanya, “Nah apakah ini yang namanya malam Lailatul Qadar, ya?
“Menurut Ibu?” Penulis balik bertanya.
“Rasanya begitu.”
Memang saat itu kesyahduan malam (dini hari) sangat terasa. Awal hari yang luar biasa tenang, hening -- membuat damai sekali perasaan kami saat itu. Kami bahagia dan bersyukur, tentu.
Mag Kronis Tidak Kambuh atau Menjadi Penghalang Berpuasa Sebulan Penuh.
Itu fakta yang Penulis alami, yang bawaan pencernaan dan lambungnya sensitif (menurut dokter). Model Puasa yang Penulis jalankan cukup disiplin, diet sehat dan memberi asupan gizi yang terbukti tetap menjaga stamina dan energi kerja penuh dan bersemangat di kantor.
Setiap sahur, sebelum menyantap nasi dan lauk pauk dengan porsi cukup sesuai kebutuhan, Penulis membuat segelas coklat panas, minum sesendok makan madu, dan makan sekitar 5 buah kurma. Minum air putih setelah makan utama. Selama bekerja dan beraktivitas, sepanjang ingatan ini – Penulis belum pernah mengalami masuk angin, perut kembung, mual, atau lambung melilit. Semua terasa ringan dan nyaman-nyaman saja. Sedikit lemas ketika harus jalan di bawah sinar matahari, dan itu memang sudah bawaan orok hehehe ..
Silaturahmi dalam Berbuka Bersama
Satu dekade terakhir ini, selain ikut ‘menikmati’ suasana khas bulan puasa, menikmati hidangan khas bulan puasa baik di rumah bersama keluarga – juga bersama beberapa teman di luar rumah. Undangan buka bersama oleh teman-teman, yang diadakan di kediaman mereka atau di tempat makan tertentu menambah penghayatan persahabatan yang ‘lebih khusus terasa’ selama bulan suci ini. Memesan paket hidangan hari raya Idul Fitri dari teman-teman yang khusus berjualan makanan/paket Idul Fitri menjadi perwujudan lain dari sambung rasa dan dukungan usaha kepada teman, atau antar teman. Beberapa, bila dana memungkinkan, mengirim makanan khas Idul Fitri atau memesan menu lauk Ramadan juga menjadi sarana saling memberi dukungan usaha, dan penguatan persahabatan.
Sudah panjang kisahnya ya? Sekadar berbagi pengalaman selama ‘pernah’ berpuasa.
Selamat memulai puasa hari pertama, para Kompasianer dan pembaca. Semoga selalu sehat, bugar, dan dilancarkan ibadahnya. Salam! | @IndriaSalim
Artikel Ramadan Lainnya:
SambutRamadan Adakan Tradisi Munggahan Bersama di Kantor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H