Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaring Rezeki Tanpa Kerja Keras, Modus Tipu Digencarkan

18 Mei 2016   14:29 Diperbarui: 18 Mei 2016   15:45 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang, anak-anak sekarang sudah cukup cerdas, malah mungkin lebih cerdas daripada kita. Namun disayangkan bahwa SMS liar itu akan membuat kepo remaja kita – kalau mereka tidak cukup kuat menahan godaan rasa penasaran. Asumsinya adalah bila penerima bukan orang-orang atau anak dan remaja pada umumnya, yang tentu tingkat kecerdasan emosi dan emosionalnya tidak sama satu sama lainnya, pun cara menganggapinya, dsb.

Soal cari uang dengan menyalahgunakan platform yang pastinya dibuat oleh penciptanya dengan niat baik – dalam hal ini youtube, misalnya, atau facebook juga – juga sangat meresahkan. Lagi-lagi, asumsinya adalah bahwa anak dan remaja (termasuk mahasiswa) bisa saja tergiring untuk menjadi penasaran dengan thumbnail video yang menampilkan adegan ranjang dan tubuh telanjang film-film remaja Korea (yang ini banyak sekali), dan asumsinya – filter ‘pengaman anti pornografi dan lainnya’ di internet bisa saja ditembus tanpa sengaja, toh mudah sekali peselancar (siapa pun) tanpa sengaja menemukan yang ‘aneh-aneh’ di internet dari berbagai platform tersebut.

penipu-2-573c1c7c0d9773e207b25fd6.jpg
penipu-2-573c1c7c0d9773e207b25fd6.jpg
Saya pernah buka Youtube, baik dengan, atau tanpa akun, saya mengetik “lagu anak-anak Indonesia” di kolom pencari di Youtube. Yang keluar malah thumbnail (kanal berisi sekian video) menampilkan adegan seks kategori 100% vulgar.

Saya set ulang google search history-nya saya hapus. Saya ketik “drama movies for teenagers” – lha yang muncul malah kanal-kanal dengan lusinan video remaja Korea yang vulgar (juga).

Herannya, video barat (pemosting barat) malah lebih jarang yang seperti itu. Ini bukan bermaksud mendiskreditkan pihak-pihak atau negara tertentu sebagai pemosting dan pemroduksi film-film atau video porno atau yang tidak bermutu.

Ok, kembali ke soal penyalahgunaan SMS dan telepon untuk menipu sebagai judul artikel ini. Kadang terpikirkan oleh Penulis, jangan-jangan ini bagian dari dampak yang tidak diharapkan dari promosi “sekian ratus pulsa gratis bila melakukan sekian kali SMS”, atau bonus sekian ribu pulsa bila melakukan panggilan sekian kali, dsb. Ini pikiran awam/naif Penulis saja.

Untuk membeli pulsa baru, dan menggunakannya di gawai (gadget) tertentu, pelanggan diwajibkan mendaftarkan diri ke operator, menyerahkan fotokopi KTP, nah, tampaknya hal ini masih tidak efektif pemanfaatnya untuk kontrol tindakan terkait kriminalitas dan bisnis ilegal.

“Pusing deh kepala Barbie!”

Pikir-pikir, penjahatnya banyak banget ya? Banyak orang ingin jalan pintas. Dan itu bisa berisiko hilangnya nyawa orang lain yang menjadi korbannya (lha kalau kena serangn jantung saking kagetnya ditelepon orang tak dikenal bawa kabar buruk? ). Ini tentu adalah pernyataan ekstrim Penulis. Semoga kita semua diberi perlindungan selalu oleh Yang Maha Kuasa. Yang jahat disadarkan bagaimana pun jalannya. Amin.

Salam Kompasiana. | @IndriaSalim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun