Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Tentang Seratus Puisi

19 Februari 2016   12:04 Diperbarui: 22 Februari 2016   14:55 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Bunga di padang ilalang, akan dibuang | Foto: Indria Salim"][/caption]Badai kehidupan mendera hati

Manisnya kenangan menggores luka lama 

Perjuangan keras menatah makna

Maka aku ada, berbagi rasa.

 **

Dulu tak kukenal kamu

Bumi langitnya manusia

Samudera dan gelombangnya cahaya

Menyatukan kami insan pengelana

Mengais kata, meragakan segala

Di balik seratus lebih cerita.

 **

Kita manusia bisa apa

Meski megah, merah membuncah

Menari di ladang sunyi

Karena pohon sudah mati

Bunga liar pun takut mekar

Bersembunyi berteman sepi

Hitam gagak rimang terbang siang

Nyaring berkoak, meroyak hendak

Yang sudah tak bisa dikais.

 **

Sungai, gunung, dan hutan

Menyatu dalam lembah kekelaman

Jiwa kelam, hati seakan mati

Menuju takdirnya sendiri

Kerontang.

 **

Raga papa, putihnya kalbu

Bersinar mengurai pendar

Menyibak bulan biru dalam peraduannya

Membangunkan bintang muda

Membuka tabir jagad raya

Indah s’perti semula.

 **

Miskin dan buruk rupa

Atau cacat tubuh dan kerja berpenghasilan melata

Itu bisa menjadi aibku

Itu mungkin salah langkahku

Siapa tahu juga bukan mauku

Nestapa dan teraniaya

Kualami sejak dulu

Satu yang kupunya

Cinta dan harapku kepada-Nya

Bila mati itu niscaya

Kutahu hidupku tak sia-sia

Ajarilah aku menengadah hanya kepada belas-Mu

Ampunilah dosaku

Bila seratus lebih cela

Ada padaku, selalu

Ampunilah dosaku

Kutahu di hadapan-Mu

Aku bertelut atau berdiri sejajar dengan mereka

 **

Bila aku tetap begini

Hidup ditolak, bergerak pun diinjak

Seratus puisi goresan hati

‘kan menandai jejak langkah tertatih ini

Bahwa Kau hadir, dan setia membimbingku!

@IndriaSalim – 18 Februari 2016

 

*) Puisi ini karangan asli oleh penulisnya, dan pertama kali diunggah di Kompasiana.

 Silakan Baca Juga:

[100Puisi] Namaku Sadermono --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-namaku-sadermono_56c2e3d5f49273b40782acf6

[100Puisi] Politik Kemiskinan --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-politik-kemiskinan_56c520aece92730905de60ee

(Puisi titipan ponakan: Sellyn Penulis Krucil)

Sobatku Anak Tukang Bakso --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/sellynnayotama/sobatku-anak-tukang-bakso_56c448eaae92735e099e7a8c

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun