[caption caption="Kupu-kupu dan Aku | Foto: Indria Salim"][/caption]
Â
Kupu-kupu terbang gemilang
Sekejap di kuncup mawar
Lalu merapat di pucuk bunga ilalang
Menari bersama desahan angin, mengecoh pemotret gamang
Bersama kumbang beradu pandang, keduanya menyesap kembang
Kupu-kupu, kumbang, dan kembang
Menyambut mentari sampai rembang petang
Naluri tak lepaskan keindahan
Naluri tuk puaskan zaman
Selagi pohon tegak berdiri
Gerumbul sunyi pun tersambangi
Putri Malu pun tak lagi bersemu
Munculkan jingga nan mungil merekah
Indah.
Â
 [caption caption="Bunga Putri Malu | Foto: Indria Salim"]
Kupu-kupu, kumbang, dan kembang
Antara ada dan musnah
Kini ada, lusa entah
Makhluk dewa menebar sampah
Bila kertas yang disembah
Alam buatan bukan alam
Nubuatan s’perti anggur di cawan
Memabukkan jadi pujaan
Sang kupu-kupu malam
Â
Kupu-kupu bersayap emas
Menghiasi taman dan belantara
Naluri mulia tak bercela
Tanpamu pujangga merasa hampa
Dengamu pujangga terpuja
Pun bila kupu-kupu malam kekasihnya
Minum anggur bersamanya
Dalam pekat malam berpagut jiwa
Benderang pagi menyangkali asmara
Yang pernah ada
Kiranya
Dusta.
Â
I only ask to be free. The butterflies are free.
(Charles Dickens)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H