Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketekunan, Fokus, dan Inspirasi Menulis

29 Januari 2016   20:42 Diperbarui: 30 Januari 2016   19:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Rumah Jamur Kurcaci |rumahjamurkurcaci.com"] [/caption]

Hobi membaca memang banyak gunanya. Kalau ditelusuri, ternyata banyak penulis yang awalnya adalah karena hobi membaca. Ada juga wirausahawan sukses, karena terinspirasi oleh bacaan favoritnya. Pun Kompasianers seperti kita, menulis di Kompasiana karena merasa tergugah dari artikel-artikel keren dan variatif tulisan Kompasianer lainnya.

Dalam hal membaca buku atau majalah, itu juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi orang untuk bisa menulis seperti penulis idola. Awalnya mungkin kita menemukan tulisan yang cocok dan sesuai selera dengan kebutuhan diri, maka biasanya ada rasa penasaran untuk terus mencari tulisan dari penulis yang sama. Dari sana kalau memang semua tulisannya kita suka, lalu kita ingin menulis sepertinya, atau ingin menjadi penulis untuk majalah atau media favorit kita.

Berikut ini wawancara Kompasianer dengan Bambang Irwanto Soeripto (Mas Baim) --- seorang penulis cerita anak, yang beberapa tahun terakhir kegiatannya fokus pada bidang menulis cerita anak, dan pada perkembangannya malah sekaligus mengelola kelas menulis cerita anak secara online berkelanjutan. Ada kegigihan, ketekunan, dan konsistensi -- faktor penting untuk meraih pencapaian yang layak di simak dari penulis ini. Namun bukan itu yang ingin Kompasianer (baca: saya) sampaikan pada pembaca.

Ada hal lain yang tidak kurang menarik, yaitu peluncuran sebuah blog yang menyajikan semua hal terkait dengan bacaan untuk anak-anak, yang ditulis oleh para penulis cerita anak yang karyanya sudah terpajang di majalah/ penerbitan/ media anak yang kita kenal, seperti Bobo, Kompas Anak, dan sebagainya.

“Alhamdulillah, menjelang dua bulan berjalan, Rumah Jamur Kurcaci (RJK) sudah memposting sekitar 100 postingan, dan 6000 lebih total angka Hit-nya. Tapi eh.. jangan buru-buru mengatakan Mas Baim hebat! Bukan, RJK berkembang bukan karena saya seorang. Ini karena bantuan dan dukungan dari para Kurcaci. Karena itu, saya mengucapkan terima kasih pada seluruh Kurcaci yang namanya ada dalam daftar warga RJK hehehe… “

Boleh cerita sedikit, tentang persiapan peluncuran website RJK?

Rumah Jamur Kurcaci Launching 1 Desember 2015, namun didahului dengan soft launcing mulai pertengahan November 2015.

Pesiapannya tidak banyak dan tidak ribet kok. Mungkin karena saya didukung oleh kurcacies yang keren dan antusias. Awalnya saya mengutarakan maksud untuk membuat blog, gagasan tentang isi blognya, lalu ada beberapa diskusi, dan mereka mendukung gagasan blog ini, kemudian menyatakan siap ikut mengisi blog baru, yang kami beri nama Rumah Jamur Kurcaci (RJK).

Kurcaci itu siapa sih? Berapa banyak kurcaci yang menghuni RJK?

Kurcaci itu adalah teman-teman yang pernah ikut kelas menulis cerita anak yang saya dirikan, kelas Kurcaci Pos (KP). Jadi setelah selesai kelas, saya membuat sebuah grup khusus di facebook. Namanya Rumah Jamur Jamur. Nah, agar semua kurcacies terus semangat menulis dan menggali potensinya, maka saya membuat website Rumah Jamur Kurcaci. Alhamdulilah, semangat menulis Kurcacies semakin meningkat

Jumlah kurcacinya sekarang 125 orang, sedangkan kelasnya sudah diadakan sebanyak 20 kali. Kelas kurcaci Pos pertama kali dibuka Mei 2013.

Latar belakang kurcaci bagaimana?

Yang ikut kelas beragam, dari yang baru mulai menulis cerita anak, sampai teman-teman yang sudah sering menulis cerita anak. Usianya juga beragam. Mulai dari si Ifah, yang baru kelas 5 SD.

Bagaimana anak usia 5 tahun ikut kelas online?

Dia mengikuti sama saja dengan teman lainnya, hanya memang masih meminjam akun FB ibunya. Jadi pas dia ikut kelas, dia pakai akun FB ibunya.

Oh begitu, memang dia sudah pintar mengetik seperti anak yang sudah belajar membaca menulis penuh?

Iya, Ifah memang sudah biasa menulis cerita --- bahkan ceritanya lolos kumcer persahabatan kemarin.

Bisa diceritakan sedikit awal menekuni penulisan untuk anak?

Mungkin awalnya karena sejak kecil saya suka membaca cerita di majalah Bobo. Dari hobi itu secara tidak langsung, saya ingin juga menulis cerita. Khayalan saya waktu itu, ‘keren juga kalau cerita dan nama saya bisa terpampang di Bobo,’ hehehe....

Untuk mewujudkan impian itu, saya pun belajar secara otodidak. Saya membaca banyak-banyak cerita anak, lalu secara teratur saya mulai mencoba menulis cerita anak.

Awalnya saya meniru gaya menulis penulis cerita anak yang ceritanya dimuat di majalah anak-anak. Namun, lama-lama saya berproses sendiri, dan menemukan gaya menulis cerita saya. Jujur, tulisan yang sudah dimuat mungkin sekitar 100-an lebih dan memang sebagian besar adalah cerita anak. Ada juga sih cerita remaja yang sebagian diterbitkan di media nasional, tapi ada juga yang diterbitkan di Malaysia, antara lain oleh Penerbit Anak Muslim.

           Bagaimana dengan buku?

 [caption caption="Tulisan Bambang Irwanto (Baim) | Sumber: www.bambangirwantoripto.com"]
[/caption]

Kalau buku bisa dihitung jari, kurang dari 10 judul.

 [caption caption="Salah satu buku anak karangan Bambang Irwanto |www.bambangirwantoripto.com"]
[/caption]

Apa harapan tahun ini untuk Rumah Jamur Kurcaci (RJK)?

Targetnya tidak muluk-muluk. Yang penting RJK terus berkembang, bisa terus berbagi cerita dan keceriaan, dan khususnya buat Kurcacies agar terus semangat menulis.

Untuk kelas Kurcaci Pos, harapan saya semoga bisa terus berlangsung. Agar saya masih bisa terus berbagi pengalaman menulis saya, yang walau hanya seuprit ini, Jujur, yang saya alami tidak ada dukanya, Mbak Karena suka terus Suka kalau semua yang ikut semangat. Suka kalau semua tugasnya bagus. Bahagia kalau ada tugas yang dimuat.

Apa motto kelas KP, apakah itu?

Sejak dulu motto saya Semangat Menulis, Mbak. Kalau soal prinsip atau pedoman berkarya yaitu: Nikmati semua proses menulis. Karena menulis itu adalah sebuah proses. Jaga terus semangat menulis. Dengan semakin teratur menulis, maka proses menulis akan semakin menyenangkan.

 [caption caption="Tips Menulis di RJK | Screen capture: Indria Salim"]

[/caption]

Apa saja yang bisa pembaca nikmati di RJK?

Sangat banyak. RJK menyediakan 7 rubrik tetap. Senin cerita anak; Selasa Artikel dan Ruang sehat kurcaci; Rabu: Cerita berbahasa Inggris; Kamis: Resensi buku; Jumat: craft; Sabtu: Resep Kurcacies; dan Minggu: Jalan-jalan Kurcacies. Selain itu, ada rubrik fleksibel, yang tayangnya kapan saja., misalnya tips menulis, serial kurcaci, dan Bintang Tamu RJK.

Hal paling mengesankan selama ini apa? Sebagai penulis cerita anak dan fasilitator kelas penulisan cerita anak?

 [caption caption="Kurcaci di RJK | Dokpri"]
[/caption]

Oh, paling mengesankan, saat cerita saya dimuat 19 minggu berturut-turut di majalah Bobo. Selain itu, ada 1 edisi yang dibuat 2 cerita. jadi total 22 cerita.

Bagus buat memotivasi penulis lain ya? Kok bisa terbit berturut-turut?

Dengan terus semangat menulis dan terus semangat kirim, begitulah yang saya lakukan. Nulis-kirim, nulis-kirim, tahu-tahu di catatan pengiriman, naskah saya jumlahnya cukup banyak.

Bagus buat "iming-iming" orang agar semangat nulis kan ya. Itu sambil nulis sudah mengelola kelas Kurcaci Pos juga?

Betul, dan siapa yang semangat, dia yang akan tersenyum senang.

Berapa lama waktu yang diperlukan buat menulis satu cerpen (dengan panjang rata-rata sekitar 3-7 halaman) dari ide sampai siap kirim?

Kalau semua elemen cerita sudah lengkap, maka setengah jam juga jadi cerita. Tapi tentu saja saya tidak langsung mengirimkannya ke media. Cerita tersebut harus diendapkan dulu sehari. Besoknya dibaca lagi, diedit lagi, barulah naskah siap dikirim ke media

Kalau dipikir, unik juga ya. Mas Baim belajarnya secara otodidak, tapi banyak yang sudah nulis buku yg diterbitkan, belajar menulis (khusus cerita anak) dari Mas Baim.

Hehehe... iya, Karena sebenarnya, banyak teman yang lebih hebat dari saya hehe. Pengalaman saya juga "seuprit". Karena memang banyak teman yang awalnya nulis buku. Tapi ternyata saat menulis cerita anak, mereka perlu sedikit beradaptsi.

Tidak mengapa, yang inspiratif itu kalau pengalaman "seuprit" tapi bermanfaat bagi banyak orang. Daripada punya pengalaman banyak, tapi disimpan di lemari buat kenang-kenangan dan kebanggan diri sendiri. Apa suka duka yang dialami selama mengelola kelas Kurcaci Pos?

Tidak ada dukanya, Mbak Karena suka terus Suka kalau semua yang ikut semangat. Suka kalau semua tugasnya bagus. Bahagia kalau ada tugas yang dimuat

Makanya saya paling bahagia kalau semuanya bersemangat, termasuk saat hasil tugas dimuat di media.

         Apa uniknya (bedanya nulis lain-lain dng nulis cerita anak) -- pertanyaan terakhir.

Kalau cerita anak itu bikin awet muda, karena dunia anak kan cerah ceria dan menyenangkan hehehe. Tapi sebenarnya, dari menulis cerita anak, kita bisa kut menyampaikan suatu pesan kepada anak-anak.

Rasanya cukup, wawancara kita. Semoga sukses di tahun 2016, lebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya.

Terima kasih sudah mendukung RJK, Mbak Indria. Semoga RJK terus berkembang, dan bermanfaat untuk mencerah ceriakan dunia anak-anak Indonesia. Yang belum mampir, silakan mampir ke  ya,” pungkas Mas Baim.

Pembaca yang penasaran, ini alamat Rumah Jamur Kurcaci: https://rumahjamurkurcaci.wordpress.com

Hampir lupa, Kompasianer ternyata juga kurcaci, lho. Itu ada dalam daftar. 

Salam Kompasiana. | @IndriaSalim

Referensi lain: http://www.bambangirwantoripto.com/

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun