Kutahu dia sudah beranjak menjauh dari tempatku duduk.
Aku akan pergi dari rumah ini, rumah kecoak berambut panjang itu. Ya, perempuan ini bangga dengan rambut panjangnya yang lebat dan bergelombang. Sudah banyak laki-laki terjerat dalam belitan rambut palsunya, sepalsu kecantikannya.
Aku bodoh telah membiarkannya terperangkap dalam rayuan mata sendunya. Perempuan ini membuatku menjadi kerbau yang sulit keluar dari kubangan lumpur. Kini aku tidak peduli lagi, aku akan pergi dengan kereta terpagi menuju tempat tersembunyi, dan kecoak bersuara kuda meringkik ini akan enyah dari hidupku selamanya.
Seseorang yang mencintaiku dengan seluruh jiwanya telah membebaskanku dari racun busuk keringat kecoak berambut lebat ini, yang baru saja hilang dari pandangan mataku --- dan besok dengan kereta terpagi yang kutumpangi, kecoak betina ini akan terlupa dari ingatanku. Surat yang baru saja kutulis buat perempuan pemasung itu akan menjelaskan semuanya.
"Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang, 'kan merayu
Tidak juga kauTak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang- - - - " ("Aku" -- karya Chairil Anwar)
            * Cerpen pendek di atas saya tulis tidak lebih dari lima menit saja. Mudah bukan? Cobalah dan buktikan sendiri. Oh, jangan lupa --- tulislah cepat-cepat, jangan dipikirkan soal ejaan atau salah ketik. Nanti ada waktu khusus untuk menyunting tulisan pertama Anda. Selamat menulis. Demikian satu rahasia (menulis) saya.*