Maya Angelou memiliki masa kecil yang traumatis. Ia dilahirkan pada 4 April 1928 di Saint Louis, Missouri, dari pasangan Bailey Johnson and Vivian Baxter Johnson. Saat kedua orang tuanya bercerai, Maya berserta seorang kakak laki-lakinya dititipkan pada nenek mereka selama beberapa tahun. Saat Maya berusia 8 tahun, ia diperkosa oleh kekasih ibunya dan lelaki tersebut kemudian dibunuh oleh pamannya. Sejak itu Maya menjadi bisu dan sulit berbicara selama lima tahun. Kepahitan dan trauma Maya Angelou tidak membuatnya lenyap dan tanpa jejak yang mengagumkan.
Dr. Maya Angelou bahkan menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia, menulis beberapa buku dengan penjualan terbaik dan sebagian di antaranya berisi kejadian-kejadian yang pernah dialaminya sendiri. Beberapabukunya antara lain, I Know Why The Caged Bird Sings (1970),Gather Together in My Name (1974), dan A Song Flung Up To Heaven (2002). Maya, wanita kulit hitam yang pertama kali menulis skenario dan diproduksi menjadi film, yaitu Georgia, Georgia (1971).
Mengikuti pembacaan puisinya di video, sungguh menggetarkan hati. Kata-kata Maya Angelou tidak saja indah dan dalam, namun khususnya juga menguatkan dan menebarkan pesan pencerahan akal budi.
Mari kita simak penggalan puisi berikut ini.
“You may shoot me with your words,
You may cut me with your eyes,
You may kill me with your hatefulness,
But still, like air, I’ll rise.”
Dr Angelou membuktikan bahwa kata-kata menembus dan membuka mata hati dan pikiran banyak orang, dan juga mengubahkan kehidupan orang menjadi lebih baik.
[caption caption="Gado-gado ala saya | Foto: Indria Salim"]