Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Resensi Buku] Jokowi (Bukan) untuk Presiden

26 Maret 2014   03:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

:: Resensi Buku ::


Judul               : Jokowi (Bukan) untuk Presiden

No. ISBN        : 978-602-02-1948-6

Penulis             : 42 nama yang tergabung dalam blog Kompasiana

Penerbit           :  Elex Media Komputindo

Lead Editor     : Nurulloh

Assisten Editor: Dharma Adhivijaya

Kata Sambutan: Pepih Nugroho

Tanggal terbit :  September 2013

Jumlah Halaman:  336

Harga Buku Rp.56.800-

[caption id="attachment_328479" align="aligncenter" width="299" caption="cover buku Jokowi Bukan Presiden (foto: pribadi)"][/caption]

SINOPSIS - Jokowi (Bukan) untuk Presiden

Buku ini menyajikan 66 artikel mengenai Jokowi yang ditulis oleh 42 blogger dari berbagai latar belakang pendidikan, soiial, budaya, profesi, dan pandangan politiknya. Mereka menulis sebagai warga biasa, yang tergabung dalam minat yang sama: menulis di blog Kompasiana. Maka bisa dikatakan kalau buku Jokowi (Bukan untuk Presiden adalah sebuah antologi dari, oleh dan untuk Kompasianer dan pembaca umum.

Pepih Nugraha, Community Managing Editor Kompas.com dalam pengantarnya menyatakan bahwa inilah satu-satunya buku tentang Jokowi yang tidak ada kepentingannya, karena untuk menulis artikel-artikelnya di sini, penulis Kompasianer melakukannya atas inisiatif sendiri. Mereka itu warga biasa, bukan berlatar belakang sebagai penulis buku, analis, atau jurnalis profesional.

Karena buku ini lahir dari inisiatif spontan warga biasa,  mereka  memandang Jokowi lebih jujur dari sudut yang sangat beragam bahkan tidak terduga. Di dalam buku ini terungkap adanya harapan, kritik, dukungan, dan rasa penuh pengawalan  warga biasa atas sosok Jokowi di masa depan. Beberapa tulisan menyiratkan kepedulian agar sebisa mungkin sosok fenomenal ini tidak terjebak dalam pusaran kemelut dunia dan sistem politik di Indonesia.

Hal menarik dalam buku ini, menyuarakan dukungan warga tanpa mengenal ras dan suku. Ini tercermin dari tulisan berjudul #Jokowi: "Jangan Terjebak Euforia Kemenangan" oleh Annisa F Rangkuti  -

"Bagaimanapun, jalan menuju perubahan membutuhkan waktu dan proses yang tidak sesaat. Jangan berharap masalah kemacetan dan banjir yang selalu melanda Jakarta dapat selesai hanya dalam sekejap. (hal 53)

"Ah, diam-diam saya memimpikan ada satu lagi pemimpin seperti Jokowi untuk memimpin provinsi saya, Sumatra Utara." (hal 54)

Tulisan yang menyiratkan harapan seorang warga, terungkap dalam "Jokowi, Motivator Gagal?" oleh Nino Histiraludin.

"Jokowi mampu menggerakkan, setidaknya rasa yakin atau optimism. Inilah titik dasar yang cukup penting bagi seorang pemimpin. " (hal. 86)

Buku ini menyegarkan pikiran, ringan, dan penuh warna, karena setiap artikelnya tersaji dalam keringkasan halaman. Rata-rata satu artikel termuat dalam 3-5 halaman. Belum sempat bosan, pembaca sudah disajikan dengan pemikiran lain pada judul lainnya.

Ada ajakan untuk berpikir positip. Dan ini dinyatakan dengan tegas oleh penulisnya,

"Sudahlah. Hentikan pikiran negatif. Kenyataannya masih ada orang baik di negeri ini. Anggap saja yang baik itu baik, dan doakan yang baik itu menular. Biarkan kebaikan itu menginspirasi banyak orang."

Beberapa artikel menyinggung tentang dugaan atau persepsi pencitraan dengan gaya blusukan Jokowi. Ini ditulis antara lain, dalam artikel "Jokowitainment dan Fenomena Sosok Media Darling" (Aulia Gurdi), "Jokowi, Pencitraan, End!" (Yodha Haryadi).

Bandingkan saja dengan fakta yang menjadi tren saat ini, di mana berita tentang tindakan tak patut dari para politisi dan pemegang kekuasaan sudah nyaris melampaui batas kepatutan mereka sebagai figur-figur yang ditokohkan, atau mendapat mandat menjadi abdi rakyat, pemimpin rakyat.

Sungguh menarik pencantuman judul bab berbunyi: "Jokowi Presiden". Ini adalah bentuk optimisme atau harapan yang kuat. Seakan editor menginvestasikan harapan dan keyakinannya dalam kadar intensitas yang sangat tinggi.

Ternyata isi artikel pada Bab itu memang menyiratkan harapan yang besar agar Jokowi menjadi Presiden.

Namanya juga blogger. Saya sendiri juga blogger. Kompasianer itu beragam sekali latar belakang dan minat yang ditulisnya. Ada yang memang memanfaatkan platform Kompasiana menjadi sarana untuk menyuarakan misi tertentu, namun lebih banyak yang menyuarakan visi dan misi serta opini pribadi.

Sungguh menarik bahwa artikel-artikelnya dalam buku ini ditulis selama periode sejak sebelum Jokowi masih sebagai Walikota Solo, lalu masa pemilihan Gubernur DKI, kemudian sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI, dan yang terbaru dalam artikel itu adalah sekitar bulan April2013.  Saya beruntung membelinya pada hari peluncuran dan sekaligus bedah buku ini, yang diadakan pada tanggal 19 Oktober 2013.

Ada pembagian artikel dalam 6 bagian, yaitu: Rekam Jejak, Hiruk Pikuk Pilkada, Pro-Kontra, Gebrakan, Jokowi Presiden dan Tantangan. Ini memudahkan pembaca untuk memilih artikel yang paling menarik baginya. Dari semuanya itu, saya bisa menangkap sebuah ciri khas Jokowi sebagai tokoh fenomenal di zamannya: bahwa ia menjadi magnit bagi rakyat Indonesia, bahkan juga bagi mereka yang berbeda latar belakang suku, ras, dan lokasi keberadaannya (baca: tidak selalu mereka yang berada di wilayah DKI atau Pulau Jawa).

Kualitas cetak dan tampilan buku ini menarik. Saya suka kertasnya yang ringan, jadi meskipun buku ini tebal namun tidak berat ditenteng di tas. Warna kertasnya yang krem itu menyejukkan, dengan cetakan teks dan huruf yang nyaman buat mata yang membacanya. Ini selera, saya kurang cocok dengan pilihan jenis font (huruf)-nya yang "tanpa kaki", dan untungnya spasi antar kata cukup membuat mata beristirahat saat menelusuri larik-larik kalimat dalam buku ini.

[caption id="attachment_328483" align="aligncenter" width="390" caption="Beberapa Tanda Tangan Penulis (foto: pribadi)"]

1395752988365875980
1395752988365875980
[/caption]

Pada saat buku ini diterbitkan dan lalu diluncurkan, orang masih belum tahu apakah Jokowi bersedia dicalonkan menjadi Presiden. Sekarang, kita juga belum tahu setelah deklarasi pencalonannya sebagai Capres, apakah kelak Jokowi akan berhasil menduduki jabatan sebagai orang nomor 1 di negeri ini. Yang jelas, buku ini memuat dukungan, harapan, kritik baik langsung maupun tidak langsung, dan juga pemikiran yang sifatnya mengingatkan sang Gubernur DKI saat ini agar "tidak anti kritik".

Beruntunglah keempat puluh dua warga Kompasiana yang sedikit banyak sudah berhasil menorehkan sekeping sejarah yang melengkapi proses dan pengawalan seorang sosok unik seperti Jokowi dalam kiprahnya meramaikan ajang pesta demokrasi di Indonesia.

Buku ini asyik, berguna, dan menambah wawasan, khususnya dalam melihat sosok Jokowi dari perspektif warga yang beragam. Salut buat penulis dan editor yang menghasilkan sajian bunga rampai dengan tulisan bergaya bahasa lugas, mengalir, dan ringan sehingga mudah dipahami oleh khalayak pada umumnya.

Akhir kata, buku ini layak direkomendasikan sebagai pengayaan wawasan kehidupan warga yang peduli bangsa, dengan cara dan sudut pandang khas warga biasa.

Sekian

Peresensi: Indria Salim

*Untuk disertakan dalam lomba #resensibukujokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun