Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Resensi Buku] Jokowi (Bukan) untuk Presiden

26 Maret 2014   03:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku ini menyegarkan pikiran, ringan, dan penuh warna, karena setiap artikelnya tersaji dalam keringkasan halaman. Rata-rata satu artikel termuat dalam 3-5 halaman. Belum sempat bosan, pembaca sudah disajikan dengan pemikiran lain pada judul lainnya.

Ada ajakan untuk berpikir positip. Dan ini dinyatakan dengan tegas oleh penulisnya,

"Sudahlah. Hentikan pikiran negatif. Kenyataannya masih ada orang baik di negeri ini. Anggap saja yang baik itu baik, dan doakan yang baik itu menular. Biarkan kebaikan itu menginspirasi banyak orang."

Beberapa artikel menyinggung tentang dugaan atau persepsi pencitraan dengan gaya blusukan Jokowi. Ini ditulis antara lain, dalam artikel "Jokowitainment dan Fenomena Sosok Media Darling" (Aulia Gurdi), "Jokowi, Pencitraan, End!" (Yodha Haryadi).

Bandingkan saja dengan fakta yang menjadi tren saat ini, di mana berita tentang tindakan tak patut dari para politisi dan pemegang kekuasaan sudah nyaris melampaui batas kepatutan mereka sebagai figur-figur yang ditokohkan, atau mendapat mandat menjadi abdi rakyat, pemimpin rakyat.

Sungguh menarik pencantuman judul bab berbunyi: "Jokowi Presiden". Ini adalah bentuk optimisme atau harapan yang kuat. Seakan editor menginvestasikan harapan dan keyakinannya dalam kadar intensitas yang sangat tinggi.

Ternyata isi artikel pada Bab itu memang menyiratkan harapan yang besar agar Jokowi menjadi Presiden.

Namanya juga blogger. Saya sendiri juga blogger. Kompasianer itu beragam sekali latar belakang dan minat yang ditulisnya. Ada yang memang memanfaatkan platform Kompasiana menjadi sarana untuk menyuarakan misi tertentu, namun lebih banyak yang menyuarakan visi dan misi serta opini pribadi.

Sungguh menarik bahwa artikel-artikelnya dalam buku ini ditulis selama periode sejak sebelum Jokowi masih sebagai Walikota Solo, lalu masa pemilihan Gubernur DKI, kemudian sesudah terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI, dan yang terbaru dalam artikel itu adalah sekitar bulan April2013.  Saya beruntung membelinya pada hari peluncuran dan sekaligus bedah buku ini, yang diadakan pada tanggal 19 Oktober 2013.

Ada pembagian artikel dalam 6 bagian, yaitu: Rekam Jejak, Hiruk Pikuk Pilkada, Pro-Kontra, Gebrakan, Jokowi Presiden dan Tantangan. Ini memudahkan pembaca untuk memilih artikel yang paling menarik baginya. Dari semuanya itu, saya bisa menangkap sebuah ciri khas Jokowi sebagai tokoh fenomenal di zamannya: bahwa ia menjadi magnit bagi rakyat Indonesia, bahkan juga bagi mereka yang berbeda latar belakang suku, ras, dan lokasi keberadaannya (baca: tidak selalu mereka yang berada di wilayah DKI atau Pulau Jawa).

Kualitas cetak dan tampilan buku ini menarik. Saya suka kertasnya yang ringan, jadi meskipun buku ini tebal namun tidak berat ditenteng di tas. Warna kertasnya yang krem itu menyejukkan, dengan cetakan teks dan huruf yang nyaman buat mata yang membacanya. Ini selera, saya kurang cocok dengan pilihan jenis font (huruf)-nya yang "tanpa kaki", dan untungnya spasi antar kata cukup membuat mata beristirahat saat menelusuri larik-larik kalimat dalam buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun