Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapkan Diri Memimpin Negeri, Belajar dengan Beasiswa Negeri Sendiri

24 April 2014   11:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_333008" align="aligncenter" width="599" caption="Mas Nurul (Kompasiana) Pak Agung (Kadiv.Pengembangan & Pengelolaan LPDP) saat sesi tanya jawab "][/caption]

indria salim ‏@IndriaSalim Apr 11 @LPDP_RI @kompasiana #nangkringLPDP Firman Kasim (Kompasianer) penerima beasiswa LPDP & belajar di Univ Oxford. Yuk menyusul & siap-siap.


Sebuah kegembiraan tersendiri bahwa cuitan saya tersebut di atas beruntung memenangkan live tweet competition dalam acara Kompasiana Nangkring Bareng LPDP, yang diadakan pada hari Sabtu (12/4) yang lalu. Sekitar 50 orang Kompasianer hadir di acara tersebut, dan mengikuti paparan tentang Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan tema "Menyongsong Generasi Emas Indonesia", di Gedung AA Maramis 2 lantai 1, Jalan Lapangan Banteng Timur I - Jakarta Pusat.

Di awal acara, hadirin tak habis-habisnya tergelak karena Host yang melancarkan "jebakan Batman" untuk kuis seputar LPDP. Mungkin karena para Kompasianer terlalu bersemangat, atau memang belum tahu banyak tentang LPDP, maka mereka gagal menjawab pertanyaan Host dengan lengkap dan akurat. Salah satu kuisnya adalah tentang Lembaga penyantun dan profil nama-nama Dewan Penyantun Program LPDP. Jawabannya yang benar: Ada tiga nama profil Dewan Penyantun LPDP, yang mewakili tiga Departemen -- Menteri Keuangan (Dr. Muhammad Chatib Basri, S.E., M.Ec), Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA), dan Menteri Agama (Drs. H. Suryadharma Ali MSi).

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya empat orang Kompasianer berhasil menjawab dengan tepat. Mereka mendapat hadiah goodie bag khusus dari Kompasiana. Selamat ya!

[caption id="attachment_333011" align="aligncenter" width="640" caption="Kompasianer semangat ikut menjawab kuiz (Dokpri)"]

13982859101284403043
13982859101284403043
[/caption]

Acara Nangkring Bareng LPDP diadakan sehubungan dengan dibukanya program Indonesia Presidential Leadership (IPS) yang dikelola oleh LPDP, sebuah satuan kerja di bawah Kementerian Keuangan. LPDP ditetapkan sebagai sebuah lembaga berbentuk Badan Layanan Umum, dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 18 tahun 2012, pada tanggal 30 Januari 2012.


LPDP melakukan fungsinya agar menjadi lembaga pengelola dana terbaik di tingkat regional, untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

Visi ini dipaparkan oleh Pak Agung Sudaryono  (Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan) pada awal presentasi LPDP. LPDP sebagai Satuan Kerja yang secara struktural berada di bawah Kemenkeu, bertugas mengelola dana abadi pendidikan dan program-program layanan LPDP berupa Beasiswa (Magister dan Doktor, Tesis dan Disertasi, Afirmasi, dan program unggulan berupa Presidential Scholarship), Pendanaan Riset dan Rehabilitasi.


LPDP mengelola dana abadi yang berasal dari alokasi anggaran tahunan pemerintah. Dana abadi ini lalu diinvestasikan ke beberapa tempat, lalu hasil investasinya dikelola sebagai sumber pendanaan beasiswa dan dana operasional LPDP lainnya. Dana pokok ini mencapai total Rp 15,6 trilliun. Sedangkan hasil investasi per 31 Maret 2014 berjumlah Rp 1,9 trilliun.

Informasi lengkap tentang profil LPDP bisa dilihat di website ini

Presentasi kedua oleh Ibu Ratna Prabandari (Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan), menjelaskan secara rinci tentang berbagai kategori beasiswa & riset yang didanai dan dikelola oleh LPDP.

Berikut beberapa pointers yang dipaparkan oleh Bu Ratna, antara lain:

Beasiswa LPDP tidak menerapkan kuota maksimal. Yang ada adalah kuota minimal. Tahun 2013, kuota minimal sebanyak 1.455 beasiswa, dan sudah tercapai lebih dari 100% , yaitu sebanyak 1.555 beasiswa. Tahun 2014 ini, kuota minimalnya sebanyak 2.032 beasiswa . Kinerja LPDP dinilai dari pencapaian kuota yang ditetapkan.


Kategori Beasiswa yang dikelola oleh LPDP yaitu:

Reguler: Beasiswa Magister dan Doktor;

Beasiswa Tesis dan Disertasi: Untuk membantu teman2 yang sedang belajar S2 dan S3 dari tempat lain tp kesulitan menyelesaikannya;

Beasiswa Afirmasi;

Presidential Scholarship, yang merupakan program terbaru dan menjadi Top of the Top karena kuotanya HANYA 100 beasiswa;

Pendanaan Riset; dan Rehabilitasi.


[caption id="attachment_333028" align="aligncenter" width="454" caption="Kompasianer bertanya, Kompasianer tertawa (Dokpri)"]

1398299826464113166
1398299826464113166
[/caption]

Informasi lengkapnya, silakan cekwebsite ini.

Tujuan LPDP adalah menjadi lokomotif Indonesia, mencetak pemimpin dan profesional berkualitas dan penuh integritas.
Fokus bidang keilmuan: Sains, Hukum, Sosekbud, Agama, Kesehatan, Keuangan, Kedokteran. Bidang-bidang tersebut adalah yang paling diperlukan, karena merupakan prioritas utama Pemerintah terkait dengan Master Plan Pengembangan Percepatan Pembangunan Indonesia.


Maka, Prioritas yang dibiayai oleh LPDP berdasarkan fokus bidang studi terkait dengan kuota, yaitu: Teknik Kedokteran Pertanian dan Kesehatan (Layer/ Lapisan pertama), Hukum dan Akuntansi dan Sosial (Lapisan kedua), dan Ekonomi, Budaya dan bidang-bidang lainnya (Lapisan ketiga).

Penting diketahui, semua yang memenuhi syarat boleh melamar, asalkan WNI. Syarat lainnya yaitu: Umur maksimal 35 tahun (program S2) dan 40 tahun (program S3). Selain itu, ada persyaratan rekomendasi yang juga diperlukan. - selanjutnya silakan cekwebsite ini untuk tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh pemohon beasiswa.

Pendaftaran secara online bisa kapan saja, namun wawancara mulai tahun 2014, hanya empat kali setahun (Maret-April, Juni-Juli, September-Oktober, dan Desember).


Pewawancara pelamar beasiswa: dua orang akademisi (Doktor di bidang studi terkait, dan lulusan LN), dan satu orang Psikolog (wawancara final). Setelahnya, diadakan leadership group discussion yang dipimpin oleh seorang Psikolog.

Calon penerima beasiswa yang sudah lolos dalam persyaratan wajib di atas, selanjutnya harus mengikuti Program Kepemimpinan selama 10-12 hari. Intinya, calon penerima beasiswa akan diberi pembekalan tentang pengelolaan beasiswa, cara menulis esai dan jurnal, mengikuti sesi-sesi penilaian, dan sesi budaya. Yang paling menarik dari program ini, mereka akan membentuk networking yang disebut Awardee, dengan ikatan yang kuat.

Demikian, untuk lebih jelasnya silakan cek di website ini.

Informasi lain-lain:


LPDP memberi beasiswa untuk putra terbaik, tercerdas, berkomitmen memajukan Indonesia. Ini untuk mengantisipasi tahun 2045 sebagai tahun emas Indonesia yang mencapai usia 45 tahun kemerdekaannya.

Ternyata dosen bisa dapat beasiswa dalam program Indonesia Presidential Scholarship. Untuk ini, wawancara pelamar diadakan setahun sekali.

Sejauh ini sudah ada sepuluh orang Guru sebagai penerima beasiswa LPDP. Bidang studi banyak opsi. Silakan cek kualifikasi Anda apakah sesuai dengan kriteria seperti yang tercantum di website ini.

LPDP memungkinkan program beasiswa dipakai untuk meneliti hal terkait kebutuhan Indonesia, karena dananya bukan berasal dari negara lain.

[caption id="attachment_333031" align="aligncenter" width="560" caption="Sesi tanya-jawab (Dokpri)"]

139830025837673848
139830025837673848
[/caption]

Presentasi berikutnya disampaikan oleh Pak Dicky Chandra (Kepala Divisi Evaluasi Dana Rehabilitasi Pendidikan), yang melengkapi presentasi dari nara sumber sebelumnya. Beberapa poin penting yang disampaikannya antara lain tentang pengembangan SDM dengan adanya beasiswa, yaitu layanan LPDP untuk riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Pendanaan riset untuk produk komersial dan implementatif. Tujuannya, mengembangkan dan menghasilkan produk, kebijakan publik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pelestarian nilai dan budaya bangsa - dan ini arahnya untuk meningkatkan daya saing bangsa dengan riset yang menghasilkan produk bermanfaat.

Ada beberapa tingkatan dana riset, yaitu dasar, terapan, keahlian, pengembangan protap, dan standardisasi.


Cakupan bidang riset yang didanai adalah ketahanan pangan, teknologi, tata kelola, ekonomi, masalah pelestarian lingkungan, bidang sosial dan kebududayaan.

Pak Dicky Chandra (LPDP) mengutip pernyataan para pakar, bahwa indikator untuk mengetahui suatu bangsa itu maju adalah dengan melihat SDM yang berkualifikasi tinggi, dan juga pencapaian produk hak paten (HAKI) dan hak cipta oleh bangsa itu. Terkait dengan hal ini, dikatakan bahwa riset implementatif masih berupa riset terapan, dan outputnya bisa layak teknologi yang berupa paten.


Bantuan untuk riset komersial, khususnya untuk bidang ketahanan pangan dan kesehatan. Komponen yang bisa didanai adalah gaji/ upah nara sumber, uji pasar, perjalanan dalam negeri, dan operasional distribusi. Bantuan untuk riset implementatif mencakup bidang tata kelola, sosial budaya dll, yang besarannya hampir sama dengan pendanaan untuk riset komersial, namun hanya prosentase (gaji/upah/perjalanan) yang berbeda.

Untuk riset komersial, maksimal dana yang diberikan adalah Rp 2 milliar per judul per tahun, sedangkan riset implementatif maksimal sebesar Rp 500 juta per judul per tahun.

Kesamaan persyaratan untuk itu kedua jenis riset (komersial dan non-komersial) adalah bahwa riset dilakukan dalam wilayah RI baik, bersifat multi disiplin agar memberikan perspektif lengkap ttg permasalahan bangsa.

Untuk riset komersial diperlukan syarat tambahan, yaitu wajib melibatkan mitra, yang diharapkan agar kelak bisa langsung mengkomersialkan hasil riest yg dihasilkan.

Mitra itu bisa berasal dari perusahaan industri, lembaga pemerintah atau swasta. Riset tersebut juga harus memiliki kelayakan bisnis.

Riset Implementatif tidak wajib bermitra untuk tahun pertama, namun untuk tahun berikutnya mereka wajib punya mitra.

Kriteria Bantuan:


Riset ini ditujukan untuk kelompok (bukan personal), di bawah badan kementrian, atau lembaga riset, perguruan tinggi, baik swasta atau negeri, pemda atau semua yang berkompeten dalam hal ini;

Pemohon harus memiliki komitmen dan integritas sesuai dng target waktudan hasil yang diusulkan;

Kualifikasi pemohon adalah Doktor atau yang setara, punya kapasitas di bidang yang diusulkan dalam riset;

Kelompok riset minimal terdiri dari tiga orang termasuk ketua. Kelompok periset tidak sedang mengadakan studi lanjutan, karena mereka wajib fokus pada program riset; dan

Usulan riset sudah disetujui dari pimpinan lembaga pengusul.

Tentang Keluaran Bantuan Dana Komersial, bisa berupa adanya invensi produk baru yang layak dikomersilkan; adanya penemuan teknologi baru yang  menghasilkan produk bernilai komersial; perbaikan proses produksi; atau adanya produk yang punya nilai komersial & daya saing untuk pengguna.

Tentang Keluaran Riset Implementatif, bentuknya adalah hal-hal berikut:


Menghasilkan penerapan kebijakan; atau penerapan kebijakan pengembang kelestrian budaya, dll. - dan untuk ini, periset diwajibkan menerbitkan publikasi dalam jurnal internasional.

Presentasi berikutnya disampaikan oleh Pak Dicky Chandra (Kepala Divisi Evaluasi Dana Rehabilitasi Pendidikan), yang melengkapi presentasi dari nara sumber sebelumnya. Beberapa poin penting yang disampaikannya antara lain tentang pengembangan SDM dengan adanya beasiswa, yaitu layanan LPDP untuk riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Pendanaan riset untuk produk komersial dan implementatif. Tujuannya, mengembangkan dan menghasilkan produk, kebijakan publik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pelestarian nilai dan budaya bangsa - dan ini arahnya untuk meningkatkan daya saing bangsa dengan riset yang menghasilkan produk bermanfaat.

Ada beberapa tingkatan dana riset, yaitu dasar, terapan, keahlian, pengembangan protap, danstandardisasi.

Cakupan bidang riset yang didanai adalah ketahanan pangan, teknologi, tata kelola, ekonomi, masalah pelestarian lingkungan, bidang sosial dan kebududayaan.

Aplikasi pendanaan program riset dilakukan secara online - batch 1 dibuka sampai tanggal 30 Juni 2014. Hasil seleksinya akan disampaikan secara online. Sesudah terseleksi. Akan  ada perjanjian antara LPDP dengan lembaga kelompok periset.


Tahapan persetujuan permohonan program riset adalah: seleksi, evaluasi, paparan peneliti, kunjungan oleh LPDP atau Mitra (Komersial), verifikasi dan validasi.

Apabila lolos verifikasi, penerima akan mendapatkan bantuan dng sistem termin - 40-40-20 (riset komersial); dan 30-40-30 (riset implementatif).

Pendanaan Rehabilitasi: ditujukan untuk perbaikan fasilitas pendidikan itu sarana sekolah, terkait Kemdikbud dan Kemeneg. Ini khususnya bagi sekolah yang terkena bencana alam, seperti gempa, banjir dsb.

Sebelum sesi tanya jawab, Pak Agung mengenalkan para Kompasianer dengan Pak Abdul Kadar (Direktur Dana Kegiatan Pendidikan LPDP), dan Pak Mokhamad Mahdum (Direktur LPDP). Direktur Kahar menyatakan terkesan dengan antusiasme Kompasianer, yang menurutnya potensial dalam mengkomunikasikan informasi beasiswa LPDP.

[caption id="attachment_333019" align="aligncenter" width="335" caption="Sesi Tanya Jawab (Dokpri)"]

13982883811488060075
13982883811488060075
[/caption]


Untuk sesi tanya jawab, ada banyak pertanyaan yang diajukan oleh para Kompasianer. Sekitar sepuluh orang Kompasianer mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan. Berikut ini sebagian dari pertanyaan mereka:

Apakah lulusan S1 dari jalur non-formal bisa dipertimbangakan sebagai calon penerima beasiswa LPDP?

Mengapa beasiswa LPDP tidak mewajibkan persyaratan ikatan dinas bagi penerimanya?

Apakah LPDP menyediakan beasiswa untuk guru?

Apakah LPDP menyediakan pendanaan untuk program riset multi-years?

Mengapa daerah-daerah "terpencil" di Jawa tidak dimasukkan dalam kategori program beasiswa afirmasi 3T?

Apa LPDP memberi kepastian secara regional, bukan secara nasional? Apa yang dimaksud dengan "regional" (dalam konteks LPDP bertujuan menjadi pengelola dana beasiswa terbaik regional)?

Bagaimana LPDP menjamin kelancaran pembiayaan bulanan bagi penerima beasiswa? - dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang dijawab tuntas oleh Pak Agung, Bu Ratna dan nara sumber LPDP yang hadir.

[caption id="attachment_333018" align="aligncenter" width="423" caption="Sesi Tanya Jawab (Dokpri)"]

13982883101683441484
13982883101683441484
[/caption]


Acara yang berlangsung sekitar empat jam itu, disela dengan hiburan oleh Akustik Band, dan ditutup dengan pengumuman satu pemenang hadiah door prize dan satu pemenang lomba live tweet.  Hadiah kedua pemenangnya sama, yaitu masing-masing berupa satu unit Samsung Galaxy Fame. Sebelumnya, Kang Pepih mewakili Kompasiana menerima piala (trophy) dari Direktur Abdul Kahar, sebagai bentuk apresiasi atas kehadiran Kompasianer.

[caption id="attachment_333033" align="aligncenter" width="639" caption="Kompasianer Paparazzi (Dokpri)"]

1398300411479334493
1398300411479334493
[/caption]

[caption id="attachment_333020" align="aligncenter" width="372" caption="Host & Direktur Abdul Kahar (Kadiv. Dana Kegiatan Pendidikan, LPDP) *Dokpri"]

13982884521747551305
13982884521747551305
[/caption]

Setelah mendengarkan paparan lengkap dari LPDP, saya pribadi berharap bahwa program beasiswa LPDP ini akan menjadi investasi tak ternilai dan menjanjikan masa depan bangsa yang gemilang. Gemilang, karena pada perkembangan kedewasaannya, NKRI akan dipimpin oleh orang-orang yang berkualitas & berkepribadian unggul, termasuk dalam soft skill maupun hard skill-nya.

Semoga sebuah visi, misi dan modal utama yang solid dan berorientasi pada masa depan, akan memetik buah manis pada akhirnya. Untuk Indonesia yang besar ini, perubahan memang semestinya dilakukan dari sekarang.

Semoga program LPDP sukses dan secara merata dapat dinikmati manfaatnya oleh kita semua. There is no quick fix to life problems of people in such a big country like Indonesia.

Salam Kompasiana.

Sumber lain: www.lpdp.depkeu.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun