Banyak cara mengungkapkan kepedulian sekelompok orang kepada bangsa, dan itu tertuang dalam satu buku antologi  berjudul "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" yang ditulis oleh para Kompasianer wanita yang berbagi gagasan, perenungan, tips dan saran seputar pendidikan, melestarikan dan menanamkan budaya, adat istiadat Indonesia kepada generasi penerus, dan opini tentang cara menyikapi dan menghandel anak di tengah-tengan pengaruh era internet. Secara keseluruhan, buku antologi ini menyajikan topik-topik yang aktual dan relevan pada zamannya.
Buku "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" --- yang diterbitkan untuk menyongsong menjelang hari Kartini (21 April), dihadiahkan kepada saya oleh editornya, Thamrin Sonata yang baik hati dan tidak sombong. Saya sangat beruntung dan berterima kasih tiada tara.
Buku setebal 154 halaman ini baru sempat saya baca sebulan sesudah hari Kartini. Saya menikmati membaca buku ini dan menyelesaikannya dengan cepat, karena isinya ringan dan gaya bahasanya mengalir. Setiap tulisan langsung diikuti oleh profil penulisnya. Buku Antologi "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" ini menyajikan perpaduan yang serasi dari satu tema "Merawat Indonesia", dengan keunikan gaya tulisan masing-masing Kompasianer yang menulisnya. Ada gaya yang serius, kontemplatif, ringan dan gaul, puitis, dan ada pula yang bergaya fiksi cerpen. Lengkap sudah.
Dari daftar isinya, kesan saya susunan ke25 artikelnya dipresentasikan secara acak, dengan halaman pertama memuat daftar nama penulis, alih-alih judul artikel. Ini unik menurut saya. Yang biasa saya jumpai dalam daftar isi sebuah buku antologi, kalaupun bukan judul yang pertama kali terlihat, setidaknya judul dan penulis yang menjadi rujukan buat pembacanya. Jangan-jangan saya sendiri yang kurang banyak pengalaman melihat berbagai macam tampilan buku ya. Yang juga penting kita ketahui, seperti yang ditulis oleh Editor Thamrin Sonata dalam Pengantarnya, Buku Antologi ini ditulis oleh Kompasianer dengan latar belakang yang beragam: profesional, pendidik, penggiat lingkungan, penulis, dan juga ibu rumah tangga. Itu artinya, keragaman latar belakang penulisnya sungguh memperkaya dan menyajikan perspektif yang lebih berwarna, dengan tanpa meninggalkan fokus utama dari tema "merawat Indonesia".
Kedua-puluh lima tulisan itu menurut saya bisa dibagi dalam lima sub-tema besar, yaitu:
(1)Â Â Tentang Pendidikan dan Sistem Pendidikan - ini terbaca dari tulisan Bu Anni dalam Cermin Bangsa Yang Sakit: Anak Memperkosa Temannya; Elly Yuliana dalam Tak Ada Ranking Murid TK di Belanda; Find Leilla dalam Bunda, Tidak Ada Tangan Yang Bagus atau Tidak Bagus, Ya; Kemudian, tulisan Lis S dalam Antri? Emangnya Gue Pikirin tulisan Lis S; Kedisiplinan oleh Maria Margaretha; dan Merawat Pemberian Tuhan tulisan Theeadomo.
(2)Â Â Peran dan Makna Seorang Ibu Bagi Anak dalam Kehidupan, seperti pada tulisan Aridha Prassetya --- Perempuan Jangan Hanya Belajar Menjadi Ibu; Arek Tembalangan dalam Aku Belajar dari Mama; Sekali Masinis Tetap Masinis oleh Cay Cay; Sudah Cukup Bijaksanakah Aku Sebagai Seorang Ibu? oleh Dewi Sumardi; Perempuan Pemilik Rahim Peradaban (Ketika Engkau Hanya Seorang IRT) oleh Isti; Anak-Anak Hebatkan Diri, Kau Cermin Ibmu tulisan Josephine Winda; Ada Ibu di Belakang Sukses Anak (Sebuah Renungan) oleh Rita Kunrat; dan Mempersiapkan Anak-Anak Agar Berguna Bagi Nusa dan Bangsa tulisan Roselina Tjiptadinata.
(3)Â Â Menjaga dan Menanamkan Budaya, Adat Istiadat serta Nilai keIndonesia-an melalui Pendidikan, dalam tulisan Obat Tradisional Untuk Ambien, Batuk dan Demam oleh Dee Rumah Kayu; Jadi Anak Jerman Rasa Indonesia oleh Gaganawati; Sudahkan Kaum Ibu Merawat Aset Dunia dan Akhiratnya dengan Tepat? oleh Sri Sugiastuti; Perempuan, Tangan dan Pikirannya yang ditulis oleh Tytiek Widyantari, dan Lain Padang Lain Belalang oleh Vely Zega.
(4)Â Â Perempuan dan Aktivitasnya, dalam Meretas Jembatan Indonesia-Aussie Melalui Diplomat Citizen tulisan Edrida Pulungan; Impian Kecil di Perumahan Mungil oleh Mutiaraku; Daur Ulang Pakaian Masih Layak Pakai oleh Ngesti Setyo Moerni; dan Merawat Pertiwi Dari Luar Indonesia oleh Parastuti.
(5) Ikhwal Pendidikan Anak di di Era Internet, yang bisa ditemukan dari tulisan Puri Areta dalam Bijak Menggunakan Internet, dan Rokhmah Nurhayati S dalam Peran Ibu di Era Digital: Suatu Pengalaman Pribadi.
Sebagai peresensi, saya tidak melihat masing-masing individu pengarangnya, baik sebagai Kompasianer yang saya kenal atau pun tidak. Saya ingin menikmati dan memahami tulisan itu secara mengalir apa adanya, dan tanpa pretensi.
Ada beberapa judul yang lebih menarik dari sebagian lainnya, ada yang membuat saya tersentuh oleh ungkapan kuat narasinya, dan ada pula yang memberi inspirasi menarik seputar pendidikan dan peran wanita sebagai pribadi yang pernah menjadi "seorang anak"dan kemudian beralih sebagai seorang ibu.
Ada juga beberapa tulisan yang membuat saya terkesan akan ide kreatif penulisnya --- dalam menyuguhkan gagasan praktis yang bisa diterapkan dalam keseharian (hal. 23, 51, 72, 87, 94, dan masih beberapa lagi).