Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi & Kebebasan Berpendapat: Standar Ganda?

4 Oktober 2014   02:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Esensi) Wartawan adalah ujung tombak pewarta kebenaran, itu asumsi idealnya. Dalam menunaikan tugasnya, mereka menghadapi godaan manis sama bahayanya dengan ancaman maut.

Kasus pembunuhan Udin (wartawan Bernas, Yogyakarta) 18 tahun silam, masih belum tuntas proses penanganan hukumnya. Belum lagi beberapa kasus pembunuhan wartawan di wilayah lain di Indonesia.

Rasanya minimal dalam satu dekade terakhir ini, Indonesia sudah mengalami kemajuan dalam hal kebebasan mengeluarkan pendapat, dan mewartakan kejadian yang perlu diketahui masyarakat luas secara proporsional. Ini juga asumsi ideal.

Sayang, akhir-akhir ini atmosfer kebebasan yang SEHAT terasa mulai menguap, seiring dengan gegap gempita drama dan sinetron politik sekelompok pemain watak nan lihai dan jumawa.

Dunia mulai menyoroti politik Indonesia yang diwarnai dengan pemilihan pemimpin di parlemen, yang sangat menyolok terkait dengan dugaan & jejak kasus-kasus pelanggaran hukum. *) Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014/10/01/18323341/Setya.Novanto.Calon.Ketua.DPR.yang.Akrab.dengan.KPK

Seram, ngeri, mencemaskan seandainya negara ditopang oleh 'penjaga dan pembuat Undang-Undang' yang memikirkan kepentingan diri, alih-alih kepentingan negara.

Mari kita simak episode terkini, setelah terjadinya aksi memborong majalah untuk pemusnahan pemberitaannya. *) Sumber: http://m.tribunnews.com/nasional/2013/04/20/puluhan-ribu-eksemplar-majalah-tempo-diborong-dan-dibakar

Luar biasa, semakin mendekati pergantian kepemimpinan baru, masyarakat diharapkan bisa lebih tabah dan bijaksana menyaksikan adegan demi adegan yang serba aneh, aneh kelucuannya, aneh kebenarannya, aneh kecerdasan elitenya, aneh sikap "bijaksananya", dan aneh pemaksaannya agar bisa diterima oleh masyarakat luas. Logika dan nalar sudah diinjak-injak oleh nafsu berkuasa secara komunal, namun eksklusif.

Tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai sebuah tanya, menyikapi berita di situs “Tempo online”, tentang Direktur Novanto Center (juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dari Fraksi Partai Golkar), yang mengancam akan menghabisi wartawan Tempo, Yohanes Seo. *) Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/10/03/078611730/Direktur-Novanto-Center-Ancam-Bunuh-Wartawan-Tempo?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun