Solo menjadi tuan rumah Festival Payung Indonesia yang digelar sejak Jumat (28/11) hingga Minggu (30/11). Menteri Pariwisata Arif Yahya menghadiri acara ini, yang berlokasi di Taman Balekambang, Solo. Penyelenggara event ini adalah Kementerian Pariwisata melalui Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya. [caption id="" align="alignnone" width="672" caption="Festival Payung Indonesia, Solo, 28-30 November 2014 (Foto: FB kotasolo)"][/caption] Ini Festival Payung pertama di Indonesia, yang melibatkan perajin payung atau seniman daerah yang menjadi sentra perajin payung, seperti Klaten (Jateng), Tasikmalaya (Jabar), Bali, Padang (Sumbar), DIY Yogyakarta, dan Makassar (Sulawesi Selatan). Daerah-daerah tersebut punya sejarah pembuatan payung di wilayah Indonesia. Walikota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo membuka acara dengan membentangkan payung yang terbuat dari Tasikmalaya Kegiatan Festival meliputi, Pergelaran seni Pertunjukkan payung, Fashion Show Payung, Pameran Pasar Payung, Workshop Kreasi Payung, dan Payung Painting. Hari pertama Festival, dibuka dengan pentas musik keroncong oleh penyanyi Endah Laras, Jumat siang (28/11/2014), dan pada malam harinya, digelar parade busana bertema Closer to Umbrella , memamerkan busana rancangan Rory Wardana, Bambang Besur, Titi Meinawati, Indrias Senthir, SMK Marsudirini, dan perancang tamu dari Tasikmalaya. Pada hari ini (Sabtu, 29/11/2014), ada Temu Koreografer Wanita Dengan tajuk Dance Umbrella, empat koreografer akan menampilkan karya koreografi terbaru mereka. Mereka ini adalah, Fadilla Oziana (Padang Panjang), Astri Kusuma Wardani (Solo), Mila Rosinta (Jogja), serta Ni Nyoman Yuliarmaheni (Solo). Penulis jadi penasaran untuk mencari rekaman video acara khusus ini, begitulah. [caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Workshop Melukis Payung, 28 November 2014 (Foto: Solo Pos)"]
- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi acara tersebut, sebagai bagian dari eknonomi kreatif masyarakat.
- Bahwa Festival ini merupakan ajang apresiasi seni rupa, seni pertunjukan, seni tari dan seni bergenre lainnya yang patut dikembangkan.
- Menpar berpesan, bahwa Festival ini diharapkan bisa meningkatkan kreatifitas, namun dengan tetap mempertimbangkan tiga hal utama yaitu menjaga hak kekayaan intelektual dengan segera mendaftarkan kreatifitas itu ke HAKI, mengukur nilai keekonomian, dan melakukan promosi semaksimal mungkin.
- Menpar sempat bertemu dengan komunitas blogger di Jakarta. Dalam pertemuan itu ada beberapa hal yang telah disepakati, antara lain dibentuknya kreatif center bagi para blogger. Kreatif center tersebut akan didirikan di 20 tempat di kota-kota besar di Indonesia
- Menpar menyepakati pertemuan dengan komunitas blogger, untuk menjadikan digital media termasuk blogger sebagai media utama untuk promosi wisata. Pertimbangannya, informasi mengenai tempat wisata di Indonesia sangat cepat menyebar melalui internet.
- Bahwa Menpar akan mengadakan travel blogger award di tahun depan. Nah ini yang menarik, bahwa waktu penyelenggaraannya diserahkan kepada blogger. Bagaimana dengan Kompasiana? Apakah mungkin berminat memantaunya? Apakah Pengelola Kompasiana bisa menghadirkan Pak Menteri dalam bincang Kompasiana Nangkring, sehingga banyak Kompasianer yang juga akan menyiapkan diri untuk kesempatan ini?
- Kota Solo (Surakarta) sebagai kota yang menginspirasi dalam menghidupkan geliat industri kreatif payung. payung bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni dalam beragam bentuk kegiatan.
- Festival Payung Indonesia ini adalah salah satu upaya menghidupkan kreativitas kerajinan payung untuk berbagai fungsi. Oleh sebab itu kegiatan ini diharapkan mampu mengangkat kembali keberadaan payung sebagai industri di Indonesia dan Mancanegara.
- Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan acara festival pertama akan dijadikan bahan evaluasi penting untuk acara serupa berikutnya. Menurutnya, bila memungkinkan, penyelenggaraan festival ini di tahun depan, diharapkan bisa melibatkan peserta tingkat Asia.
Lalu apa kata Menpar tentang kota Solo? "Saya kira Solo memang punya kelebihan dalam bidang ini sebagai kota tujuan wisata. Para pengunjung itu 60 persen karena kekayaan budayanya, 35 persen karena keindahan alamnya, dan 5 persen karena 'man made'. Solo sangat terdukung oleh ketiga faktor itu." (Solo Pos, 28/11/2014). Tercatat dalam pengamatan reporter VoA, ratusan payung tersebut berangka besi, bukan bambu atau kayu, seperti yang dibuat oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di berbagai sentra industri payung tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Hal menarik yang perlu penulis sampaikan tentang Festival Payung Indonesia,  yaitu tentang lokasi Festival, yang adalah Taman Balekambang Solo. [caption id="" align="aligncenter" width="431" caption="Taman Balekambang di Solo (Foto: kotawisataindonesia.com)"]
Kreneng pembungkus tangkai-tangkai paying yang dipajang di area depan Taman Balekambang.
[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="Kreneng, pembungkus luar dari anyaman bambu (Foto: contemporaryindonesia.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H