Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (Uhamka) memberikan pelatihan literasi media sejumlah siswa SMA Muhammadiyah 16 Jakarta.
"Pelatihan literasi media ini penting dilakukan karena para siswa setiap harinya pengguna aktif media sosial yang terpapar dengan informasi baik yang benar maupun yang salah. Oleh karena itu, mereka harus memiliki kemampuan untuk dapat memilah informasi yang ada," ujar seorang dosen FISIP Uhamka, Indriani MSi, di Jakarta, Sabtu.
Dalam pelatihan literasi media yang diselenggarakan secara daring tersebut, pihaknya mengajak para siswa untuk dapat berpikir kritis dan juga bersikap skeptis terhadap informasi yang didapat.Â
Selain itu juga perlu dilakukan cek dan ricek terlebih dahulu sebelum membagikan informasi di media sosial. Setelah informasi terverifikasi kebenarannya, baru dapat dibagikan.Â
"Jangan sampai kita menyebarkan informasi yang salah atau hoaks," imbuh dia.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kampus. Dalam kesempatan tersebut, dosen FISIP Uhamka lainnya yakni Vilya Dwi Agustini MIKom, membeirkan materi terkait pentingnya menjaga keamanan data pribadi di media sosial.
"Data-data pribadi seperti nama, nomor induk kependudukan, nama saudara kandung, nama ibu kandung, data biometrik, nomor telepon seluler, perlu untuk dilindungi. Jangan unggah data-data tersebut di media sosial karena rentan untuk disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," imbuh Vilya.
Dalam pelatihan itu, Vilya juga mengingatkan para siswa untuk dapat melindungi akun media sosial dengan melakukan verifikasi dua langkah, sehingga dapat mencegah terjadinya peretasan akun.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 16 Jakarta, Arif Rachman Hakim ST, menyambut baik pelatihan literasi media bagi siswa tersebut. Pihaknya berharap ke depan, kerja sama tersebut dapat terus berlanjut dengan menghadirkan berbagai pelatihan literasi media lainnya.
"Kami pun dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan peserta didik, untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, karena apapun yang kita bagikan maupun kita jadikan status, akan menjadi jejak digital yang sulit hilang," kata Arif.
Arif juga menjelaskan pihak sekolah terus berupaya mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga apapun informasi yang diterima tidak langsung ditelan mentah-mentah.Â
Arif menilai pelatihan tersebut sangat bermanfaat, apalagi sebagian besar siswanya merupakan pemilih pemula dalam Pemilu 2024. Kehati-hatian dalam menggunakan media sosial sangat diperlukan.
Dalam pelatihan tersebut juga dihadiri Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 16 Jakarta, Ahmad Solihun, dan sejumlah guru. Ahmad Solihun berharap para siswa dapat mengambil manfaat dari pelatihan literasi media yang dilakukan tersebut.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H