Mohon tunggu...
Indria
Indria Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang ketik

Sama seperti orang kebanyakan. menulis karena ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kiki Harus Memilih, Antara Sayang Anak atau Tanah Air

17 Agustus 2015   15:12 Diperbarui: 17 Agustus 2015   15:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

       Ini kisah mengenai sahabat saya, Rizkyana. Ia menikah dengan suaminya yang berkebangsaan Italia.  Mereka menetap di Pekanbaru dan punya satu anak. Bak kata pepatah, " Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak",  anaknya menderita penyakit jantung bawaan. Penyakit yang sebenarnya banyak diderita anak-anak di Tanah Air.  Setiap tahun ada sekitar 40.000 anak menderita penyakit tersebut. Tapi sayang, banyak yang tak tertangani dengan baik, sebagian karena ketiadaan biaya, sulitnya meraih akses kesehatan terutama yang tinggal di pedesaan, kurang profesionalnya tenaga kesehatan, hingga sedikitnya dokter spesialis jantung anak. Bayangkan di Indonesia, dengan penduduk sebanyak 240 juta jiwa, hanya ada tujuh dokter spesialis jantung anak.

     Apa yang dialami Kiki, merupakan hal yang mau tak mau dihadapi penduduk Indonesia. Pemerintah gagal memberikan rasa aman, nyaman, tenteram kepada penduduknya. Beruntungnya, Kiki bersuamikan lelaki asal negara maju, yang pelayanan kesehatannya jauh lebih baik. Ia bisa memilih. Ia akhirnya pindah ke Italia.Kemungkinan besar akan pindah kewarganegaraan demi pengobatan buah hatinya.

   Tak terhitung berapa banyak, anak-anak yang menderita penyakit jantung bawaan, yang harus meregang nyawa karena berasal dari orang tua miskin. Ternyata 70 tahun Indonesia merdeka, pemerintah gagal melindungi rakyatnya. hiks

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun