(5) government spending kita yg rendah disebabkan beberapa faktor : (a) kelambatan penuntasan nomenklator 13 kementerian, Â (b) Â pemda yg menunda pengeluaran karna menunggu menjelang Pilkada serentak Desember nanti, khususnya para petahana, (c) Â lambannya tiga kementerian big-spender yaitu: kementerian, perhubungan, Â kementerian Pendidikan+Kebudayaan serta kementerian Ristek Dikti lamban menggunakan anggaran mereka yg berlimpah
(6) sedang disiapkan beberapa kebijakan fiskal/perpajakan untuk mendongkrak baik produk manufaktur, tingjat konsumsi publik maupun laju investasi
(7) Reputasi kepercayaan internasional  akan kokohnya fundamental makro ekonomi Indonesia kian positif dgn dikeluarkannya Indonesia dari kelompok "fragile states"
(8) Ekonomi Indonesia jauh lebih 'robust' negara2 pengekspor minyak lainnya seperti: Brasil  dan Russia,  yg pertumbuhan ekonominya menurun karna terlalu bergantung pada migas
(9) Kurs rupiah yg melemah tidak hanya dialami Indonesia tetapi oleh banyak negara. Ada karakter berbeda antara melemahnya rupiah di masa lalu dengan melemahnya rupiah saat ini. Â Dulu rupiah melemah terhadap SEMUA matauang utama internasional, sekarang rupiah HANYA MELEMAH TERHADAP US DOLLAR SAJA
(10) Pak Mirza mengantisipasi kurs rupiah akan membaik bila AS segera memutuskan besaran kenaikan sukubunga sehingga menghilangkan factor 'uncertainty' yg pada gilirannya bisa memperparah kadar spekulasi valas
Â
KESIMPULAN: WE ARE Â QUITE CONCERNED BUT THERE IS NO NEED TO PANIC.Â
Â
Ayo kerja, kerja, kerja untuk Indonesia... !