Kurikulum 2013 memang merupakan bahan obrolan yang belum selesai. Bahkan, di kalangan para praktisi pendidikan, Kurikulum 2013 ini seakan-seakan menjadi sebuah kontroversi. Mulai dari ketidaksiapan sarana hingga guru-guru yang juga kurang memahami bagaimana mengaplikasikannya kepada siswa.
Hari Jumat (30/8/2014) di Kantor Redaksi Penerbit Nuansa Cendekia Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung, Bandung, Anna Farida, praktisi pendidikan dan juga dikenal sebagai penulis buku-buku pendidikan, berbagi tentang Kurikulum 2013 dalam sebuah diskusi dengan tema “Pendidikan Karakter dan Penerapan Kurikulum 2013”.
Pada diskusi tersebut Anna Farida menyampaikan esensi dari Kurikulum 2013 yang penting dipahami oleh orangtua siswa. Kebetulan dalam acara diskusi santai tersebut lebih banyak dihadiri peserta yang anaknya merupakan peserta didik, baik di sekolah maupun sekolah menengah.
Menurut Anna Farida, “Pendidikan pada dasarnya merupakan tanggungjawab orangtua. Dengan kata lain, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan pendidikan anak. Orangtua tidak cukup sekadar mengantar anak ke sekolah.”
Dalam Kurikulum 2013, peserta didik atau siswa memang diarahkan supaya mandiri. Guru hanya memandu mereka. Sementara itu, orangtua diharapkan berperan lebih dalam memerhatikan pendidikan anak. Orangtua diharapkan lebih aktif dalam mendampingi aktivitas anak, di luar jam pelajaran sekolah tentu saja.
Anna Farida juga menyampaikan, “Tidak semua guru memahami bagaimana cara membentuk anak menjadi pembelajar mandiri. Hal ini merupakan kelemahan dari Kurikulum 2013. Meskipun begitu, pendidikan karakter anak memang tidak bisa lepas dari orangtua.”
Dalam kurikulum 2013 ada 18 budi pekerti yang harus dipahami oleh peserta didik (anak). Di buku terbarunya, Budi Pekerti, 18 karakter itu dikelompokan ke dalam empat budi pekerti, yaitu budi pekerti di rumah; budi pekerti di sekolah, budi pekerti di alam sekitar; dan, budi pekerti di media online.
“Dari pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 anak diharapkan menjadi seseorang yang insan kamil, memilik jati diri yang jelas, memiliki etos kerja yang baik, dan memiliki intelektual yang benar,” ujar Anna Farida.
Terlepas dari semua kontroversi dan ketidaksiapan dalam aplikasi Kurikulum 2013 dalam pendidikan di negeri kita ini. Bagi para orangtua, memang sudah sepatutnya memerhatikan pendidikan anak dengan lebih serius. Seperti yang disampaikan oleh Anna Farida dalam penutup diskusi, “Apa yang akan terjadi di masa depan anak, tergantung dengan apa yang kita (orangtua) lakukan saat ini.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI