Mohon tunggu...
Indriana MS
Indriana MS Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan

Gadis manis yang suka berpetualang untuk menjelajah dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip Bersejarah ke Taman Tugu Selong dan Pantai Labuhan Haji

23 Maret 2023   10:19 Diperbarui: 23 Maret 2023   10:33 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dan team yang berjumlah 7 orang memarkirkan motor disamping pedagang Pop Es dan bakso kuah, yang kalau dijadikan satu akan menghadirkan cita rasa yang tak tergantikan di dalam perut tapi karena pagi itu saya sudah sarapan alhasil saya hanya menikmati aroma kedua makanan dan minuman di terngah teriknya Taman Tugu Selong siang itu. Kami berpencar disekitaran Taman Tugu Selong. Agak bising hari itu karena ada acara orasi tapi tidak menyurutkan niat saya untuk mengorek ngorek sisi historis salah satu tempat bersejarah milik kota Lombok Timur yang banyak kita belum menyadarinya tanpa terekcuali saya. Iseng bertanya. Saya bertanya pada ibu ibu pedagang bakso yang saya plototin terus rombongnya bernama ibu Saripah.

“udah lama jualan disini buk?”

“dari tahun 2013” jawabnya sambil menyiapkan pesanan pembeli

“kira kira side tahu gak kenapa ada tugu disini”

“kan dari dulu mba hahaha”

“hahaha ia juga ya, kirain side tahu buk”

“gak tahu saya kenapa ada tugu disini mba, pokoknya disni tu tempat orang santai santai, olahraga sama pacara haha”

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Tak lupa bersua foto dahulu dengan si ibu bermata sipit dan setelah itu saya melanjutkan langkah saya mendekati tugu yang berdiri tegak dan kokoh itu sambil mengelilingi tugu berharap ada tulisan tulisan yang bisa saya gunakan sebagai bahan tulisan saya di acara Kompasiana yang bertemakan Pelangi Dari Timur. 

Acara yang saya dapatkan informasinya dari salah satu pengurus KOLOM (Komunitas Kompasianer Lombok) bernama mba Muslifa ini berhasil menyadarkan saya beberapa sejarah tersembunyi yang dimiliki Lombok Timur. Tidak menemukan lagi kunci jawaban yang saya cari tentang taman tugu ini akhirnya saya berjalan jalan lagi mengitari sebagian tempat yang ada di Taman Tugu Selong ini sambil berfoto karena kegiatan tanpa foto bagaikan omongan tanpa bukti.

Saat asyik berfoto dan mengambil gambar untuk konten reels yang akan di lombakan di KOLOM dan bahan untuk YouTube saya, dari kejauhan saya merasa ada yang mengawasi saya sambil duduk dibawah pohon palem yang rindang sambil memainkan HP bergamabar apel yang digigit setengah (ah dasar gak niat niiihhh orang itu makan apel saat buat logo tu HP hahah)

“mba jurnalis ya?” Tanya seorang laki laki yang mendekati saya saat sibuk mengatur angel kamera dan tripod

“nggak… saya cuma sedang cari informasi tentang Taman Tugu Selong ini”

“gak yakin saya side bisa dapet informasi valid tentang tempat ini di Siang bolong aduhai ini walau dari mewawancarai pengunjung atau pedagang yang sudah lama tinggal disini”

“ia juga sih mas tapi setidaknya saya pengen tahu aja apa masyarakat sekitar Lotim sadar kalau tempat yang sering mereka jadikan tempat rekreasi, olahraga dan berjualan ini punya cerita sejarah?”

“kalau menurut saya mba, ndak banyak orang tahu juga tentang sejarah tugu ini mungkin orang orang tertentu aja yang tahu seperti sejarawan atau emang orang tua yang emang tahu tentang Lombok timur ini, yang mungkin pernah terlibat langsung dalam pengembangan kota ini dulunya. Saran saya side ke Kantor Arsip atau Perpustakaan daerah Lombok Timur aja mba kan mungkin disana side bisa dapet tulisan tentang tempat tempat bersejarah di Lombok timur nah nanti side kunjungi lagi atau kalau mau side ambil aja dulu informasi dari kantor arsip atau Pusda nah setelah side dapet info seputar tempat yang mau side kunjungi baru dah side observasi tempat lagi. Info selama observasi bisa jadi info tambahan buat side nulis atau mungkin ada sejarah baru yang belum tertulis oleh arsipnya nanti jadi tambahan tulisan side hehe”

“wah bener juga ya mas… makasi ya sarannya”

“saya pergi dulu ya mba udah di tunggu temen”

Dengan terpogoh pogoh laki laki berambut gondrong yang saya panggil mas mas situ berlalu dari hadapan saya tanpa saya tahu nama nya. Saya lupa bertanya nama laki laki berbadan kurus tinggi langsing itu saking asyiknya kami mengobrol beberapa saat. Waktu menunjukan pukul 11.25 WITA, saya masih memiliki waktu untuk mencari informasi dari beberapa pedagang atau pengunjung sebelum jam 12 kami akan bertolak ke Pantai Labuhan Haji untuk menggali informasi tentang sejarah tempat tersebut. Berjalan lah saya dipinggir jalan sepanjang orang yang sedang berjualan di pinggir taman.

“mba Yana… tumben jalan kaki, ikut orasi ke?” Panggil seorang laki laki berbadan agak gempal, yang sedang duduk didekat rombong bakso tusuknya yang bernama CILOK PAK AHYAR. (Cilok legendnya orang Lombok Timur sejak tahun 90an)

“eh Ahyar… kebetulan haha mau nanya ini”

“apa baeeee yang mau di tanyain mba”

“side udah lama kan jualan disini? Pasti tahu dong sejarah Taman Tugu ini?”

“nah kalau sejarah tugu saya gak tahu soalnya saya kan kelahiran 2000 terus tugunya tahun piran mungkin dia lahir hahah”

“hahaha ia juga sih ya, mungkin nanti saya Tanya pak ahyar dah ya, sapa tahu pak ahyar tahu”

“sama sih kalau side Tanya bapak, pasti jawabanya gak tahu soalnya kan bapak ndak jualan disini aja dulu haha”

“haha ya sudah saya cari yang lain aja haha makasi ya Ahyar” saya kemudian pergi meninggalkan gerobak cilok itu sambil mecicipi sebiji cilok urat tulang rangunya yang melekat sampai ke gigi hahah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dari kejauhan lagi saya dikejutkan oleh seorang ibu yang bernama Ayumi. Bliau ternyata sedari tadi memperhatikan saya kesana kemari membawa kamera dan kemudain bertanya kepentingan saya sambil sedikit berguyon. Saya jelaskan saja kalau saya sedang ingin mengupas tentang sejarah Taman Tugu Selong ini. Bliau tersenyum sambil bilang “Ooooooo… saya juga gak tahu haha yang saya tahu dulunya tugu ini banyak sekolah sekitar tahun 80an dan tugu itu sudah ada, saya ndak tahu apa isi tugu itu haha” sambil menunjuk kearah tugu yang menjulam kerucut keatas itu dan kami pun tertawa bersama sama lagi hahaha.

Waktu sudah menunjukan waktu pukul 11.52 Wita akhirnya saya dan team melanjutkan perjalanan ke Pantai Labuhan Haji sebagai destinasi terakhir kami menggunakan motor masing masing. Di motor saya ada sekardus nasi bungkus, air minum lengkap dengan kudapan yang disediakan team KOLOM, serasa pergi piknik hari itu tapi bonusnya informasi baru dari kegiatan kami hehehe.

Sesampai di Pantai Labuhan haji kami berkumpul kembali di sebuah gazebo atau berugak besar yang posisinya dekat dengan pintu masuk Pelabuhan. Kami berdiskusi dan makan siang tapi karena saya penasara ingin segera menggali informasi dan video tentang Pelabuhan Haji ini akhirnya saya izin ke teman teman yang sedang makan siang jalan duluan untuk explor tempat. Saya masuk ke gerbang pelabuhan yang tertutup tapi masih bisa masuk kedalam dermaga dari pintu samping kecil. Saya melihat banyak orang lalu lalang di tempat itu tapi sebelum masuk mereka membayar retribusi Rp 2.000. 

Pintu itu dijaga oleh 2 orang petugas dari dinas perhubungan kalau tidak salah, kalau salah mohon dikoreksi. Salah satu nama petugas yang saya tahu namanya bernama pak Izzudin. Bliau bingung saat saya tanya sejarah Labuhan Haji ini dulunya, bliau menyarankan saya untuk bertanya saja langsung ke masyarakat sekitar pantai mungkin bisa mendapatkan jawaban tapi mengingat cuaca yang sangat terik siang itu dengan cucuran keringat yang mebasahi pakaian saya akhirnya saya memutuskan untuk balik saja ke gazebo atau berugak berkumpul kembali dengan teman teman. 

Sebelum saya meninggalkan tempat dibawah pohon rindang itu pak Izzudin menyarankan saya untuk datang esok harinya dan bertemu dengan pihak manajemen pelabuhan untuk mengulik lebih dalam tentang sejarah Labuhan Haji dulu hingga saat ini. Kedua bapak bapak itu sepertinya ragu dengan jawaban yang akan mereka berikan ke saya karena mereka bukan asli Kecamatan Labuhan Haji heheh.

Diberugak teman teman sudah berkumpul dan terlihat lemas karena cuaca hari itu cukup hot hot jelotot. Mba Muslifa kemudian meceritakan sedikit tentang asal usul Labuahan Haji zaman dahulu saat buyut bliau menggunakan Labuhan haji ini untuk menyebrang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji karena dulu tidak ada transportasi udara di Lombok. Kurang lebih 6000 jemaah haji berangkat dari pelabuhan itu dengan memakan waktu hampir 6 bulan di tengah laut untuk bisa sampai ke tanah suci Mekkah. Saya hanya bisa terheran heran sambil fikiran traveling ke zaman itu. Mba Muslifa bilang dari situ juga muncul istilah sambal goro atau bahasa Indonesianya sambal kering. Supaya makanan mereka awet sampe kurang lebih 6 bulan diatas kapal dan ditengah laut maka mereka harus membawa makanan kering selain nasi untuk tetap bertahan hidup dengan cita rasa orang Lombok “gak ada sambel gak makan”. Oleh sebab itu kenapa Pantai itu di sebut labuhan haji karena dulunya di pantai itu ada pelabuhan yang terkenal sebagai tempat mobilisasi para jemaah haji bisa sampai ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan rukun islam yang ke lima yaitu Naik Haji.

Selain citra pantai labuhan haji yang masih bermasalah dengan kebersihan dan beberapa aktivitasnya yang ada tanda kutip untuk caffenya ternyata labuhan haji memiliki sejarah yang sangat dramatis dan islami tentang orang orang yang selalu berusaha keras untuk bisa sampai ke tanah Suci menggunakan kapal dan menghasbiskan waktu kurang lebih 6 bulan lamanya ditengah laut tanpa tahu kepastian apakah mereka akan sampai dengan selamat atau malah sebaliknya sebelum sampai ke tempat yang selalu menjadi impian umat islam yaitu Mekkah untuk menuju Baitullah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Terima kasih KOLOM untuk ajakan menginspirasinya lewat trip singkat penuh pengetahuan dan pengalaman yang semakin membuat saya ingin mengulas kembali jejak sejarah beberapa tempat yang ada di berbagai penjurun pulau Lombok yang nantinya bisa saya bagi melalui tulisan tulisan di branda KOLOM. Terakhir kami berfoto bersama peserta hari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun