Sistem injeksi mengandalkan sensor untuk mengukur berbagai parameter, seperti suhu udara, tekanan udara, dan putaran mesin. Data dari sensor ini digunakan oleh unit kontrol elektronik (ECU) untuk menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor.
Kelebihan Sistem Injeksi
Efisiensi bahan bakar tinggi: Campuran udara-bahan bakar yang dihasilkan lebih presisi.
Emisi lebih rendah: Sistem ini dirancang untuk meminimalkan pemborosan bahan bakar dan polusi.
Performa lebih baik: Respons mesin menjadi lebih cepat dan bertenaga.
Dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan: Injeksi bekerja optimal di berbagai kondisi cuaca dan ketinggian.
Kekurangan Sistem Injeksi
Biaya lebih mahal: Baik dalam hal produksi maupun perbaikan.
Perawatan lebih kompleks: Membutuhkan teknisi dengan keahlian khusus.
Rentan terhadap kerusakan elektronik: Komponen elektronik lebih sensitif terhadap gangguan.
Perbandingan Karburator dan Injeksi
Efisiensi Bahan Bakar
Sistem injeksi menawarkan efisiensi bahan bakar yang jauh lebih tinggi dibandingkan karburator. Hal ini disebabkan oleh kemampuan injeksi dalam mengatur pasokan bahan bakar secara presisi sesuai kebutuhan mesin. Karburator, di sisi lain, cenderung menghasilkan campuran bahan bakar yang kurang optimal, sehingga lebih boros.
Emisi Gas Buang
Dalam hal emisi gas buang, injeksi juga lebih unggul. Sistem ini memungkinkan pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan polusi yang lebih rendah. Sementara itu, karburator sering kali menghasilkan emisi lebih tinggi karena campuran udara-bahan bakar yang tidak seimbang.
Performa Mesin
Mesin yang menggunakan sistem injeksi memiliki akselerasi yang lebih halus dan respons yang lebih cepat. Injeksi mampu menyuplai bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan mesin dalam waktu nyata. Karburator, meskipun dapat diandalkan, cenderung lebih lambat dalam menyesuaikan pasokan bahan bakar, terutama pada perubahan beban mesin secara tiba-tiba.