Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead (1863 -- 1931)
Prinsip dasar teori Interaksionisme Simbolik :
- Kemampuan berpikir yang diberikan dan dimiliki oleh manusia itu berbeda dengan binatang, sehingga kemampuan yang dimiliki manusia dapat dikembangkan.
- Manusia memiliki kemampuan berpikir yang dibentuk oleh interaksi sosial, jika interaksi yang dilakukan semakin banyak maka kemampuan berpikir yang dimiliki juga akan semakin berkembang.
- Manusia mempelajari simbol dan makna yang ada di kehidupan masyarakat yang kemungkinan akan menggunakan dan memanfaatkan kemampuan berfikir mereka dalam proses interaksi sosial.
- Simbol dan makna yang digunakan dalam tindakan serta interaksi berdasar tafsiran atas situasi dapat diubah oleh manusia.
- Tindakan khusus dan interaksi dapat dilanjutkan manusia melalui adanya symbol dan makna.
- Kebijakan modifikasi dan perubahan dapat dibuat oleh manusia karena manusia memiliki kemampuan untul berinteraksi dengan dirinya sendiri, menciptakan peluang tindakan, pilihan atas tindakan.
- Kelompok dan masyarakat dapat terbentuk dari pola tindakan dan interaksi yang saling berhubungan satu sama lain.
Filsafat pragmatisme dan Behaviorisme psikologis merupakan akar utama dari teori Interaksionisme Simbolik.
Asumsi pragmatism berupa :
- Sebuah realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan yang ada dalam dunia nyata (realitas dibentuk dalam pikiran yang bisa diamati yang adanya dalam dunia nyata manusia).
- Dunia nyata yang terbukti berguna bagi manusia menjadi dasar dari ingatan dan pengetahuan.
- Manusia mengartikan objek sosial/fisik sosial/fisik menurut utilitasnya.
- Perilaku dalam dunia nyata menjadi dasar pemahaman atas individu.
Asumsi Behaviorisme Psikologis berupa :
- Perilaku yang dimiliki manusia itu jelas sangat berbeda dengan perilaku hewan.
- Proses mental merupakan dasar dari tindakan yang dilakukan oleh manusia.
- Manusia merupakan aktor yang kreatif, sehingga manusia membutuhkan pengetahuan yang semakin berkembang.
George Herbert Mead (1863 -- 1931)
      George Herbert Mead Merupakan salah satu sosiolog yang lahir di South Hatley Massauchssets pada 27 Februari 1863. Interaksionisme Simbolik ini merupakan teori yang digagas oleh Mead. Pemikiran dan hasil terbesarnya dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Mind, Self and Society yang diterbitkan pada tahun 1934. Beberapa konteks pemikiran Mead antara lain :
- Komunikasi yang dilakukan oleh manusia itu terjadi melalui pertukaran symbol serta pemaknaan simbol-simbol tersebut.
- Menurut pendapat Mead, ide yang mendasari dalam teori Interaksionisme Simbolik ini adalah sebuah simbol, karena simbol merupakan sesuatu konsep yang mulia yang membedakan manusia dengan binatang.
- Simbol-simbol tersebut muncul diakibatkan oleh kebutuhan tiap individu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
- Tindakan atau perbuatan yang berawal dari pikiran pasti ada didalam proses interaksi.
- Menurut tinjauan Mead dalam bukunya Mind, Self and Society, yang pertama kali muncul itu bukanlah pikiran tetapi masyarakat, baru setelah itu pikiran muncul pada diri masyarakat.
Mind, Self, and Society
Menurut Mead, proses terbentuknya tindakan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
- Impuls (terdapat rangsangan atau dorongan di setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia)
- Persepsi (pemikiran yang muncul akibat adanya dorongan atau rangsangan pada proses impuls).
- Manipulasi (pertimbangan apakah yang kita lakukan itu untung atau rugi bagi diri kita).
- Konsumsi (pelaksanaan atau eksekusi dari proses impuls, persepsi, dan manipulasi dalam bentuk tindakan).
Mind
      Mead mengatakan bahwa mind (pikiran) itu sifatnya sosial, berkembang melalui adanya proses interaksi sosial. Mind juga merupakan tindakan yang menggunakan symbol dan simbol tersebut diarahkan menuju self (diri). Simbol bisa dimanipulasi menggunakan mind. Aktivitas yang terdapat pada mind yaitu komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri maupun orang lain.
Self
      Self (diri) dibagi menjadi dua yaitu "I" sebagai subjek dan "me" sebagai objek. "I" sebagai subjek bersifat kreatif, merupakan sumber utama yang baru dalam proses sosial. Sedangkan "me" sebagai objek bersifat kontrol sosial, dan bukan merupakan sumber utama didalam sebuah proses sosial. Tahapan pembentukan self dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Play Stage, pada tahap ini individu (anak) sedang membangun dirinya dengan belajar menjadi subjek dan objek melalui proses dimana ia merespon apa yang ia ketahui.
- Game Stage, pada tahap ini individu (anak) mulai dapat memainkan rangkaian peran dan menemukan apa yang akan ia lakukan dengan peran yang dimiliki oleh orang lain.
- Generalized other, pada tahap ini individu (anak) kepribadian diri atau sikapnya sudah terbentuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H